SuaraBogor.id - Bertema Islami, Kartun Nusaa dikritik karena tidak mencerminkan keluarga Indonesia. Bakan pegiat media sosial Denny Siregar menilai Kartun Nussa tak menggambarkan Indonesia.
Salah satunya dilihat dari pakaian tokoh utama di kartun Nussa memakai pakaian khas Arab Saudi, bukan sarung.
Hal tersebut awalnya dicuitkan oleh Denny Siregar melalui akun Twitterya @Dennysiregar7.
Dia menyebut model pakaian Nussa mencerminkan pakaian khas gurun pasir. Menurut Denny, pakaian asli muslim di Indonesia adalah sarung.
Baca Juga:Denny Siregar Permasalahkan Film Nussa, Anak Indonesia Pakai Sarung
"Mas Angga Sasongko apa nggak paham ya, kalau film Nussa ini yang bidani Felix Siaw? Lihat aja bajunya si Nussa, emang anak muslim di Indonesia bajunya model gurun pasir gitu? Setahu saya, dari dulu kita sarungan deh. Hati-hati mas, jangan jadi jembatan propaganda mereka," kicau Denny, dikutip Suara.com.
Rupanya, cuitan tersebut ditanggapi oleh Angga Sasongko sebagai sutradara film animasi Nussa tersebut.
Angga menjelaskan bahwa proses produksi film Nussa tidak melibatkan pemuka agama termasuk Felix Siauw.
"Mas Denny, pada proses kreatif dan produksi tidak ada keterlibatan pemuka agama. Cerita dan skenario film ini digarap Skriptura, divisi IP Development Visinema Group. Produksi animasinya oleh The Little Giantz dan distribusi dan promosinya oleh Visinema Pictures," jelas Angga.
Selain itu, Angga menyebut istrinya juga menjadi bagian dari proses produksi animasi Nussa.
Baca Juga:Denny Siregar Tuding Film Nussa Propaganda HTI, Ini Jawaban Angga Sasongko
"Yang saya nggak paham cerita bahwa Felix Siauw ada di balik film Nussa itu dari mana? Produsernya isteri saya, Anggia Kharisma. Penulis skenarionya dua penulis saya di Visinema," ungkapnya.
Hal ini rupanya menjadi perdebatan panjang warganet di Twitter. Ada yang menyebut tidak ada yang salah dengan baju tersebut.
Namun, ada juga warganet yang menyebut bahwa pakaian Nussa dianggap sebagai propaganda.
"Perasaan sejauh ini isinya baik dan mendidik. Belum nemu konten yang aneh. Entah kalau netizen ada yang bisa lihat dari sisi lain. Kalau baru dari baju aja sih masih belum sampai ranah 'membahayakan' bang," komentar akun Gentaya****.
"Proyek gurunisasi dan kadrunisasi, coba tengok pakaian anak-anak tahun 90an bandingkan dengan jaman sekarang, Anda bisa lihat luar biasa keberhasian propaganda kadrun," timpal akun amelia_hij****.
"Gue rasa hal kayak gini nggak perlu diributin deh, udah ada pasarnya masing-masing. Kalau lo ngerasa Nussa Rara nggak ngasih manfaat dan nggak sesuai selera lo ya nggak usah ditonton. Kalau lo lebih seneng kartun yang bertemakan kebudayaan monggo ditonton upin ipin sopo jarwo," balas akun ohone***.