SuaraBogor.id - Rumah Ketua KNPI Haris Pertama diteror hingga twitternya diretas. Hal itu diungkapkan Haris dalam unggahan Twitter barunya @KNPIharis. Aksi teror itu didapat harus setelah melaporkan Abu Janda dengan tuduhan rasis ke Natalius Pigai.
Haris Pertama pun mulai menggunakan Twitter barunya Minggu (31/1/2021) malam kemarin.
"Assalamualaikum Alaikum Wr. Wb. Sehubungan dgn akun twitter saya @harisknpi dihack,mulai malam ini, sy gunakan akun twitter ini @knpiharis sebagai akun yg aktif, mhn maaf dan mari kita rapatkan barisan merawat harmoni bangsa... Tangan melipat," kata Haris Pertama.
Lalu 6 jam lalu Haris Pertama kembali melaporkan jika rumahnya diteror. Haris Pertama juga mention twitter Presiden Jokowi.
Baca Juga:Hari Ini Abu Janda Diperiksa Kasus Rasis Natalius Pigai Pukul 10.00 WIB
"Diri dan Rumah saya di teror... semoga Allah melindungi saya dan keluarga. @dppknpiofficial @jokowi @PolriBareskrim @DlVHUMASPOLRI @CCICPolri #TangkapAbuJanda #AbuJandaRasis," tulisnya.
Hari ini Abu Janda diperiksa
Abu Janda akan datang ke Bareskrim Polri untuk diperiksa di kasus rasis Natalius Pigai dan ujaran Islam arogan, Senin (1/2/2021). Abu Janda akan diperiksa Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri.
Abu Janda akan diperiksa pukul 10.00 WIB di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Tentunya (hadir) dong. Masa pergi umroh tiga tahun," kata Abu Janda kepada Suara.com dengan emoji tertawa, Minggu (31/1) malam.
Baca Juga:Habis Unfollow Abu Janda, Susi Pudjiastuti Dituding Rasis, Nyamar Kadrun
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) sebelumnya melaporkan Abu Janda ke Dit Tipidsiber Bareskim Polri pada Kamis (28/1) pekan lalu. Dia dilaporkan atas dugaan telah melakukan ujaran kebencian bernada suku, agama, ras dan antar golongan atau SARA kepada mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.
Laporan DPP KNPI itu telah terdaftar dengan Nomor: LP/B/0052/I/Bareskrim tertanggal 28 Januari 2021.
Ketua Bidang Hukum DPP KNPI, Medya RIscha Lubis saat itu menjelaskan kasus dugaan ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh Abu Janda berawal ketika Pigai terlibat argumentasi dengan eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono. Singkat cerita, pada 2 Januari 2021 lalu Abu Janda selaku pemilik akun Twitter @permadiaktivis1 pun membela Hendropriyono.
Ketika itu, dalam kicauannya Abu Janda menanyakan kapasitas Pigai berdebat dengan Hendropriyono. Dia kemudian mempertanyakan kepada Pigai apakah sudah 'berevolusi'.
Menurut Medya, kata 'evolusi' itu patut diduga mengandung ujaran kebencian. Tidak hanya kepada Pigai melainkan kepada masyarakat lain asal daerah Pigai.
"Kata-kata evolusi itulah yang jadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun @permadiaktivis1 karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian" jelas Medya.
Islam Arogan
Sehari setelah, DPP KNPI kembali melaporkan Abu Janda ke Dit Tipidsiber Bareskrim Polri. Kali ini DPP KNPI melaporkan Abu Janda terkait kicauannya yang menyebut Islam agama pendatang dan arogan.
Laporan itu dilayangkan kembali oleh Meyda pada Jumat (29/1) malam dan terdaftar dengan Nomor: STTL /033/I/2021/BARESKRIM/2021. Seperti diketahui, kicauan Abu Janda yang menyebut islam sebagai agama pendatang dan arogan menuai kritik dari warganet hingga ulama.
Kicauan tersebut terlontar saat Abu Janda terlibat adu argumentasi dengan Ustaz Tengku Zulkarnain. Awalnya, Ustaz Tengku Zulkarnain mengulas tentang arogansi minoritas dalam sejarahnya.
“Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, Apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI,” tulis Tengku Zul dalam kicauannya pada Minggu 24 Januari 2021.
Cuitan tersebut kemudian dibalas Abu Janda. Dia mempersoalkan arogansi laku Islam pada kearifan lokal yang berkembang di Indonesia.
“Yang arogan di Indonesia itu adalah islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat,” tulis Abu Janda.
Tak disangka, balasan dari Abu Janda tersebut berbuntut panjang. Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal atau Gus Sahal yang menilai Abu Janda belum memaknai Islam dengan benar. Gus Sahal mengatakan, Islam jauh lebih luas dan beragam dari pemaknaan Permadi.
“Kalau gitu harusnya fokus aja mengkritik paham keislaman Tengku Zul cs, bukan melabeli Islam sebagai (agama) arogan. Tengku Zul memang Islam, tapi Islam jauh lebih luas dan lebih beragam. Islam tak identik dengan Tengku Zul,” tulis Gus Sahal, melalui akun Twitter pribadinya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (29/1/2021).
Tak hanya Gus Sahal, Ketua Bidang Kajian Strategis Pengurus Pusat GP Ansor, Mohammad Nuruzzaman pun tak terima dengan pernyataan Permadi yang terkesan menyudutkan Islam.
Nuruzzaman secara tegas memastikan, Islam sama sekali tidak arogan, malah membumi. Itulah mengapa, dia mengingatkan Permadi jangan salah menggunakan istilah lagi.
“Saya sepakat dengan Kiai Sahal bahwa Islam yang masuk di Indonesia tidak arogan, bahkan membumi. Makanya kemudian Islam bisa diterima dengan baik di Nusantara, harusnya Permadi tidak menggunakan istilah 'Islam' tetapi ideologi transnasional yang berbeda dengan Islam di Nusantara,” komentar Nuruzzaman.
Kemudian, Habib Husin Shihab melalui jejaring sosial Twitter, menilai Permadi sebaiknya tak menggunakan kata 'Islam' untuk menjelaskan arogansi kelompok tertentu.
“Mestinya jangan bawa nama Islamnya, tapi bawa nama paham/alirannya. Jelas Islam itu membawa selamat bagi semua orang, sama seperti agama yang lain misinya membawa kasih dan keselamatan. Salah kalau sebut Islam arogan. Bro, kalau Islam arogan, ini Islam bukan mayoritas Islam,” tulis Habib Husin Shihab.
Puncaknya, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti pun mengajak warganet untuk unfollow akun Twitter @permadiaktivis1.
Susi menganggap kicauan Abu Janda tak memiliki nilai positif dan hanya bisa menyinggung perasaan publik.
Pernyataan itu Susi lontarkan untuk merespons sebuah artikel berita terkait pernyataan Abu Janda yang menyebut Islam negara pendatang dan arogan.
"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan model seperti ini yang selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya di masa sulit pandemic, hal-hal yang tidak positif dibiarkan. Ayo kita unfollow, dan jangan perdulikan lagi orang-orang seperti ini. Salam sehat dan damai," kata Susi di akun Twitter @susipudjiastuti.