SuaraBogor.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan COVID-19, saat pelaksanaan ibadah bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.
Saat ini Pemerintah Pusat telah mengeluarkan kebijakan terkait pelaksanaan ibadah Ramadan dan Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19.
Masyarakat diizinkan menjalankan ibadah salat tarawih sepanjang bulan Ramadan dan ibadah salat Ied saat Lebaran nanti.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Robikin Emhas mengatakan, penerapan prokes itu yakni dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan dan menjaga jarak.
Baca Juga:Pemkab Cianjur Izinkan Buka Puasa Bersama dan Salat Tarawih Berjamaah
“Apalagi bagi yang melakukan tarawih berjamaah di tempat-tempat ibadah. Jangan lupa juga patuhi seluruh protokol kesehatan lainnya yang ditentukan pengelola tempat ibadah,” ujar, dilansir dari Ayobandung.com -jaringan Suara.com, Minggu (11/4/2021).
Dia menjelaskan, Ramadan merupakan bulan yang memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, dia berharap seluruh umat Islam dapat memanfaatkannya dengan meningkatkan amal ibadah, baik ibadah yang bersifat individual maupun sosial.
“Pandemi bukan halangan. Justru dalam kondisi seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas peribadatan di bulan Ramadan,” ucapnya.
Selain itu, menurut dia, Ramadan juga merupakan momentum tepat untuk melakukan introspeksi dan pertaubatan global, seraya memohon pandemi segera berlalu. Karena itu, menurut dia, umat perlu memperhatikan bahwa menjaga kesehatan dan keselamatan manusia juga merupakan perintah agama.
“Untuk itu pelaksanaan peribadatan di masa pandemi juga tidak boleh mendorong lahirnya kemudharatan pada diri sendiri maupun orang lain. Kaidahnya jelas, la dharara wa la dhirara,” kata Robikin.
Baca Juga:IK-DMI Lampung Imbau Salat Tarawih 8 Rakaat di Masjid
Sebagai orang beriman, umat Islam harus yakin bahwa musibah atau tertimpa suatu penyakit merupakan ketentuan Allah. Namun, kata dia, agama mengajarkan manusia untuk selalu berusaha, baik sebelum musibah itu terjadi maupun setelahnya.
“Antara lain caranya dengan mentaati protokol kesehatan. Mengabaikan protokol kesehatan dengan dalih sedang beribadah tidak dibenarkan agama,” tukasnya.