Akhirnya tepat pukul 02:02 dini hari, Rabu 7 Juli 2021, Fahmi menghembuskan nafas terakhirnya. “lailahaillallah muhammadarrasulullah…,” ucap Usup sambil mengusap wajah anaknya itu.
Usup, Rokib, Acap dan keluarga tak bisa berkata-kata. Wajah mereka murung. Tubuh mereka lunglai. Perjuangan 10 jam tak membuahkan hasil. Fahmi tetap dipanggil sang maha kuasa. “Sabar ya Pak Usup,” ucap Rokib mencoba menenangkan Tukang Gorengan itu. Usup terus meneteskan air mata, seolah tak percaya Fahmi anaknya telah tiada.
Kedatangan Dedie dan Muzakkir cukup membuat keluarga Fahmi terhibur. “Terima kasih, Pak. Saya atas nama keluarga mengucapkan terima kasih bapak sudah datang,” ucap Usup, menyambut Dedie.
Ada sekitar 30 menit Dedie berbincang dengan keluarga Fahmi. Setelah memberikan bantuan, Dedie pun pamit beranjak.
Baca Juga:Diberitakan Meninggal Tak Lapor Polisi, Ruben Onsu : Ambil Positifnya
Di luar rumah kontrakan Fahmi, wartawan bogordaily sudah menunggu Dedie. Mantan Direktur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengungkapkan rasa prihatinnya.
“Hari ini saya mengunjungi keluarga almarhum. Sebanyak 15 rumah sakit, baik di Bogor maupun yang di DKI Jakarta tidak bisa menangani kedaruratan almarhum Fahmi. Dan hal ini menjadi catatan buat kita, bagaimana memberikan penanganan kedaruratan untuk warga yang membutuhkan, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19,” ungkap Dedie.
Dedie melanjutkan, di Kota Bogor ada 440 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Adanya kelangkaan oksigen. Itu ditambah juga dengan hampir kolapsnya fasilitas kesehatan.
“Tetapi saya berharap ke depan. Biar bagaimana pun juga. Fasilitas kesehatan harus memberikan akses penanganan kedaruratan. Terutama untuk kejadian yang dialami seperti almarhum Fahmi,” pintanya.
“Saya memberikan rasa simpati. Duka cita. Bela sungkawa yang dalam. Dan saya mendengarkan langsung hal-hal yang nantinya menjadi bahan bagi saya untuk didiskusikan,” pungkasnya.
Baca Juga:Syarat Naik Kereta Api Selama PPKM Darurat untuk Jarak Jauh dan Dekat