SuaraBogor.id - Pasca letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Sabtu 4 Desember 2021 meninggalkan banyak kisah memilukan.
Para korban memiliki kisah pilu dampak muntahan abu vulkanik Gunung Semeru, salah satunya 2 korban Salamah (70) dan Rumini (28). Ibu dan anak itu ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan di dalam rumah mereka di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Saat ditemukan, rumah mereka roboh ditempa awan panas Semeru. Menurut warga, sang ibu Salamah tak kuat untuk berlari menyelematkan diri, sementara anaknya Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Mereka akhirnya ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan. Penghuni rumah itu lainnya selamat dengan kondisi luka-luka.
Sementara kabar terkini dari Semeru, Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari melaporkan jumlah korban jiwa dalam musibah letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur hingga Senin (6/12/2021) malam mencapai 22 orang.
Baca Juga:Hari Ini Jokowi Terbang Ke Lumajang, Tinjau Daerah Terdampak Erupsi Semeru
"Rincian korban meninggal dunia teridentifikasi 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan delapan orang di Kecamatan Candipuro," kata Abdul Muhari melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta.
Abdul mengatakan jumlah korban luka-luka seperti luka bakar maupun cedera hingga pukul 20.15 WIB sebanyak 56 orang, dan 22 warga lainnya dilaporkan hilang. Sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi 2.004 orang.
"Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang, posko masih melakukan pendataan dan validasi," katanya.
Selain dampak korban jiwa, kata Abdul, guguran awan panas Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan di sektor permukiman, pendidikan maupun sarana dan prasarana.
Baca Juga:Gunung Semeru Sempat Luncurkan Awan Panas Lagi, 985 Personel Gabungan Diterjunkan