Dalam hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
- Sebelum memulai, membaca niat salat gerhana bulan
- Takbiratul Ihram
- Setelah mengucapkan takbir, membaca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Kemudian membaca surat panjang misalnya Al-Baqarah
- Karena dianjurkan memanjakan ruku’, bisa disertai dengan membaca tasbih selama 100 kali
- Kemudian bangkit tapi tidak membaca doa I’tidal, melainkan baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca surat yang lebih pendek
- Ruku lagi dengan membaca tasbih selama 80 kali
- Kemudian bangkit dan membaca doa I’tidal
- Sujud dengan membaca tasbih 100 kali seperti waktu ruku pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua dengan membaca tasbih 80 kali selama ruku kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Namun setelah membaca Al-Fatihah dianjurkan membaca surat An-Nisa pada rakaat pertama. Untuk rakaat kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah
- Mengucapkan salam.
Sholat gerhana bulan ini dilakukan sebanyak 2 rakaat.
Niat Sholat Gerhana Bulan
Baca Juga:Tata Cara Sholat Tahajud yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW
Jika menjadi imam sholat gerhana bulan:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa.
Artinya
“Aku niat sholat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Jika menjadi makmum sholat gerhana bulan:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.
Artinya
Aku niat sholat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
Jika melakukan sholat gerhana bulan sendirian:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’aalaa.
Baca Juga:Niat Sholat Tahajud yang Benar, Jika Dijalankan Raih 7 Manfaat Besar
Artinya
“Aku niat sholat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”