SuaraBogor.id - Sejumlah komunitas Ojek Online (Ojol) di Kabupaten Cianjur menyatakan keberatan terkait kebijakan rencana perpanjangan SIM dan STNK dengan persyaratan BPJS Kesehatan.
Korlap Komunitas Warior Online Cianjur (Waroci) Fino mengaku, dirinya baru mengetahui terkait kebijakan pembuatan dan perpanjangan SIM, STNK dan SKCK harus menyertakan persyaratan BPJS Kesehatan.
"Kami driver Ojol yang memang masyarakat biasa, tentunya merasa keberatan terkait kebijakan perpanjangan dan pembuatan SIM dan STNK yang harus menyertakan BPJS Kesehatan," katanya pada SuaraBogor.id, Sabtu (26/2/2022).
Selain itu, kata dia, penambahan persyatanan BPJS Kesehatan dalam perpanjangan SIM dan STNK yang akan diberlakukan pemerintah akan menambah beban masyatakat, terutama disituasi saat ini.
Baca Juga:Jadwal SIM Keliling Kota Serang, Sabtu 26 Februari 2022
"Kami merasa tertindas, apa lagi di pandemi sekarang, orderan pun sangat minim, karena sekolah-sekolah tutup, tempat makanan juga dibatasi, akibat pandemi," katanya.
Ia mengatakan, menjadi anggota BPJS Kesehatan hanya dapat untuk berobat penyakit umum dan kategori tertentu saja.
Tapi, apabila terjadi kecelakaan di jalan tidak dapat di klaim.
"Jadi BPJS Kseehatan hanya diberlakukan untuk penyakit umum dan beberapa kategori lain, sedangkan untuk kecelakan lalu lintas itu diluar tanggung jawab BPJS, hal itu saya sendiri yang mengalaminya," ucapnya.
Hal serupa diungkapkan, Korlap Zona Kota Cianjur (ZKC) Online Prama Machmudi mengaku, sangat keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut, karena sangat memberatkan.
Baca Juga:Diminta Bapak-bapak Antar Ayam yang Sudah Pakai Pampers, Driver Ojol Ngegas sambil Nangis
"Kalau saya pribadi, dan bahkan rekan-rekan driver Ojol sangat keberatan, karena pekerjaan utama saya ojol dan saya tidak memiliki BPJS. Ojol itu sifatnya Mitra tidak seperti karyawan yang BPJS nya di bebankan ke perusahaan," ucapnya.
Yogi Agustin (35) Driver Ojol di Jalan Ir. H. Juanda, Cianjur, mengatakan, dalam satu tahun terkahir pendapatan Ojol terus menurun karena situasi pandemi.
"Sekarang sehari dapat orderan sebanyak lima orang penumpang sudah susah, dan itu pun sangat pas-pasan untuk dibawa pulang ke rumah, sekarang ditambah beban BPJS, tentu sangat memberatkan walaupun iurannya hanya satu bulan sekali," katanya.
Kontributor : Fauzi Noviandi