Tragedi Kanjuruhan, Suporter Bonek Bela Aremania dan Sentil Polisi: Ngawur dengan Menembak Gas Air Mata

Polisi dikritik habis-habisan usai gagal menangani massa suporter dari Aremania yang masuk stadion udai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya

Andi Ahmad S
Minggu, 02 Oktober 2022 | 19:07 WIB
Tragedi Kanjuruhan, Suporter Bonek Bela Aremania dan Sentil Polisi: Ngawur dengan Menembak Gas Air Mata
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Foto: Twitter]

SuaraBogor.id - Suporter Bonek buka suara dan membela Aremania pasca tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, Sabtu (2/10/2022).

Pada kali ini, suporter Bonek membela Aremania dan melakukan kritik kepada pihak kepolisian, karena diduga telah menembakan gas air mata ke tribun penonton, yang menyebabkan ratusan orang meninggal.

Polisi dikritik habis-habisan usai gagal menangani massa suporter dari Aremania yang masuk stadion udai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya

Aparat kedapatan menembakkan gas air mata ke tribun penonton yang penuh, padahal benda itu dilarang oleh FIFA, beberapa Bonek bersuara.

Baca Juga:Termasuk Prosedur Pengamanan, Puan Maharani Minta Investigasi Menyeluruh Tragedi Kanjuruhan

Tragedi chaos penanganan massa suporter usai laga Arema FC Vs Persebaya ini yang menyulut perhatian ini disebut bukan soal kelompok sepak bola, tapi tragedi kemanusiaan, Bonek dan banyak kelompok suporter lain ikut berduka.

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

Akun Instagram Polres Malang diserbu habis-habisan oleh warganet yang umumnya dari kalangan suporter, termasuk Bonek fans Persebaya Surabaya.

Dalam salah satu unggahan sebelum laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Polres Malang membuat ajakan suporter untuk tak membawa flare ke stadion.

Namun kenyataanya polisi yang justru menggunakan gas air mata di dalam stadion yang penuh, bahkan banyak wanita dan anak-anak.

"Matikan flare, lempar gas air mata," sindir akun @dzak***.

Baca Juga:FIFA Berikan Tanggapan Menohok Tentang Tragedi Kanjuruhan Malang

Aku Bonek pak. Tapi tindkan anggotamu gak masuk blas, cok!!!," tulis akun @ydst***.

"Aku Bonek tapi tindakanmu ngawur dengan menembak gas air mata dikira bisa bubar dengan kapasitas suporter full kaya gitu? Itu sama saja ada orang di dalam botol terus sampean semprot Baygon, itu penertiban atau penyiksaan," tulis akun @bond****.

Selain itu media sosisal Twitter juga ramai dengan tagar Kanjuruhan, Bonek, dan Polisi.

Banyak di antara pengguna media sosial itu memberi kesaksian apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menyebut penembakan gas air mata menjadi salah satu penyebab banyak orang tewas di Stadion Kanjuruhan.

"Setop Kompetisi atas dasar kemanusiaan," tulis dia.

Seorang jurnalis dengan akun @ainurrohman di Twitter membeberkan mendapat keterangan bila total orang meninggal dunia mencapai 127 orang hingga, Ahad atau Minggu (2/10/2022) pagi sekitar pukul 06.0 WIB.

Presiden FIFA Gianni Infantino Buka Suara

Presiden FIFA, Gianni Infantino (AFP)
Presiden FIFA, Gianni Infantino (AFP)

Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur menjadi sorotan dunia saat ini, pasca ratusan orang meninggal dunian usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) kemarin.

Bahkan, Presiden FIFA Gianni Infantino turut buka suara soal tragedi Kanjuruhan Malang tersebut.

"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujar Gianni, dikutip dari situs resmi FIFA, Minggu.

Menurut pria asal Italia itu, tragedi ini merupakan hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi luar pemahaman.

"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.

"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini," kata dia melanjutkan.

Pada pertandingan tersebut, ribuan penonton menginvasi lapangan menyusul kekalahan Arema FC dan memicu kericuhan sehingga polisi bertindak dengan melemparkan gas air mata.

Menurut laporan terakhir, akibat kericuhan ini terdapat korban meninggal yang mencapai 174 jiwa. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan korban berjumlah 130. Namun Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut sebanyak 125 orang.

Akibat kerusuhan ini juga, operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 selama sepekan dan itu merupakan arahan dari ketua umum PSSI Mochammad Iriawan.

LIB menyatakan, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan menyebabkan beberapa orang meninggal dunia. Namun, jumlah korban yang kehilangan nyawa masih belum dapat dipastikan. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini