Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Hikmawan Muhamad Firdaus
Kamis, 17 Desember 2020 | 17:29 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara di depan Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice, tempat tiga orang dibunuh oleh orang yang diduga teroris pada Kamis pagi waktu setempat (29/10/2020). [AFP/Eric Gaillard]

SuaraBogor.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron positif covid-19. Presiden Macron pernah dikecam karena dianggap hina Nabi Muhammad

Presiden Macron positif COVID-19 setelah mengalami gejala ringan. Menyadur Sky News, Kamis (17/12/2020) pihak Istana Elysee mengatakan Presiden Macron telah menjalani tes setelah menunjukkan gejala awal.

Macron akan menjalani isolasi selama tujuh hari, tetapi akan terus bekerja dan melakukan aktivitasnya dari jarak jauh.

Menurut perhitungan Worldometer.info, hingga kini Prancis sudah mencatatkan 2,4 juta kasus covid-19 dengan lebih dari 59 ribu kematian.

Baca Juga: Hasil Liga Prancis: Lyon Pecundangi PSG 1-0 di Parc des Princes

Seperti diwartakan France24, warga Prancis diperkirakan mulai menerima vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech pada akhir Desember 2020.

Itu kalau otoritas Uni Eropa menyetujuinya minggu depan, demikian kata Perdana Menteri Prancis Jean Castex, Rabu.

Castex mengatakan kepada parlemen bahwa vaksinasi di Prancis akan ditingkatkan pada bulan Januari, orang tua dan kelompok lain yang lebih rentan akan menjadi prioritas.

Castex menambahkan bahwa Prancis telah memesan 200 juta dosis vaksin virus corona.

Pemerintah berharap dapat memberikan suntikan kepada sekitar satu juta orang di panti jompo selama Januari dan Februari, dan kemudian 14-15 juta orang lagi dalam populasi yang lebih luas antara Maret dan Juni.

Baca Juga: Revolusi Prancis dan Kaitannya dengan Perspektif Karl Marx

Prancis sedang menunggu Uni Eropa untuk menyetujui vaksin. Badan Obat-obatan Eropa telah mengajukan pertemuan tentang masalah ini hingga 21 Desember.

"Kemungkinan orang Eropa pertama akan divaksinasi sebelum akhir 2020," tulis Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di Twitter pada hari Selasa.

Load More