Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Rabu, 06 Januari 2021 | 20:41 WIB
Nur Saman (69), gelandangan yang sempat ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini. Foto dibuat hari Rabu (6/1/2021). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

"Kalau yang kasih-kasih makan gitu suka ada ya," ucap Saman.

Pria itu mengakui sudah menggelandang sejak 20 tahun lalu. Ia kerap mencari sampah plastik dan kardus hingga ke kawasan Setiabudi, Sudirman, dan Thamrin.

"Saya emang kan suka nyari-nyari kardus, nyari botol aqua," kata Saman.

Saat ditemui, Nur Saman sedang meminum kopi sambil mengisap rokok di pinggir kali tepat di perpecahan jalan menuju Pasar Raya Manggarai.

Baca Juga: Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Rambutnya gondrong dan berwarna putih seperti yang terlihat ketika ditemui Risma.

Ia meletakkan barang-barangnya seperti botol air mineral, terpal, dan peralatan lainnya di samping pipa kali itu.

Nur Saman (69), gelandangan yang sempat ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini. Foto dibuat hari Rabu (6/1/2021). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

Pria yang sudah tak lagi memiliki istri itu mengaku sedang menunggu temannya untuk pergi memulung menjelang malam.

Saman juga membantah kalau dirinya bekerja di toko poster Presiden RI pertama Soekarno dan termasuk orang PDIP.

Ia menyatakan selama ini suka tidur di sekitar Jalan Minangkabau dengan terpal dan kardus miliknya.

Baca Juga: Fadli Zon Nyinyir ke Risma, Gus Mis: Tong Kosong Nyaring Bunyinya

"Kalau tidur ya di sini, pos-pos sini, gelar plastik (terpal)," tuturnya.

Kesehariannya, selain memulung sampah plastik dan kardus bersama temannya, Saman bekerja serabutan membantu toko es kelapa.

Namun ia tak menjadi pemilik warung atau pramusaji, melainkan hanya membersihkan sampah kelapa yang dipotong.

"Kalau yang (es) kelapa nggak, paling bantuin sampahnya aja, masukin karung, terus rotannya ke samping," ucap Saman.

Tak hanya itu, ia juga suka membantu di bengkel tambal ban. Sebab, pegawai bengkel yang bernama soleh disebutnya suka bepergian mereparasi bangku.

"Entar saya dikasih upah sama dia, kadang-kadang makan, duit Rp 10.000 gitu. Kalau bisa dapat tiga motor, itu saya satu motor, Rp 15 ribu buat saya, yang Rp 30.000 buat si ibu (pemilik bengkel)," katanya.

Load More