SuaraBogor.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI baru saja mengumumkan efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang menunjukkan angka sebesar 65,3 persen.
Meski efikasi dari Indonesia cenderung lebih rendah dibanding uji klinis negara lain untuk mendapat izin darurat atau Emergency Use Authorization (EUA), namun angka tersebut dianggap telah memenuhi ambang batas minimal efikasi dari organisasi kesehatan dunia WHO yaitu sebesar 50 persen.
Pertanyaannya sekarang, apa perbedaan istilah efikasi vaksin dengan efektivitas vaksin?
Mengutip Medical News Today, Selasa (12/1/2021) efikasi vaksin adalah presentase atau kemampuan vaksin mengurangi dampak (gejala) keparahan penyakit pada orang yang disuntik vaksin dalam uji klinis fase 3 akhir.
Sementara efektivitas vaksin adalah upaya mengukur seberapa baik vaksin bisa bekerja saat diberikan kepada masyarakat umum, dan bukan dari kelompok orang yang menjalani uji klinis.
Efikasi vaksin dianggap sangat memengaruhi efektivitas vaksin, sehingga semakin besar persentase efikasi vaksin, akan semakin bagus efeknya bekerja untuk mengurangi penyakit yang menginfeksi masyarakat umum, seperti pandemi Covid-19.
Dengan begitu, penularan infeksi diharapkan mampu dikurangi, dan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan kematian bisa dikurangi dengan efikasi vaksin yang besar.
Diketahui sebelumnya, Covid-19 bisa berisiko menyebabkan kematian bagi orang dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, jantung, hingga infeksi gangguan pernapasan kronik.
Berbeda dengan efektivitas vaksin, efikasi vaksin hanya melihat bagaimana vaksin mampu bekerja pada kelompok orang yang menjalani uji klinis. Sehingga efikasi vaksin tidak bisa menggambarkan bagaimana nantinya vaksin diberi kepada masyarakat luas.
Baca Juga: Vaksinasi Tahap Pertama di Jateng, akan Dilakukan di Semarang dan Solo
Itulah mengapa efektivitas vaksin mengendalikan pandemi Covid-19, masih belum akan diketahui sampai vaksin disuntikkan kepada masyarakat luas.
Kesimpulannya, efikasi vaksin adalah hasil dari kelompok orang yang terkontrol yang dipantau kesehatannya. Sedangkan efektivitas vaksin ialah hasil yang sesungguhnya dalam kehidupan dunia nyata.
Bisa saja dalam hasil efikasi melindungi hingga 90 persen, tapi efektivitasnya hanya 60 atau 70 persen saat disuntikkan pada masyarakat umum, banyak faktor yang mempengaruhi ini.
Seperti misalnya kesehatan si penerima vaksin, patogen atau virus penyebab penyakit yang berubah atau bermutasi.
Itu juga menjadi jawaban mengapa pengembangan dan pembuatan vaksin flu harus diperbaharui setiap tahun karena virus influenza bisa dengan cepat berubah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Inovasi Berkelanjutan Faber Instrument Tampil Mengesankan di BRI UMKM EXPO(RT)
-
Puluhan Warga Penuhi Area Kebakaran Hebat di Bogor Hingga Persulit Kerja Damkar
-
Wajib Dikunjungi Akhir Tahun! 4 Hidden Gem Bogor yang Bikin Feed Instagram Auto Jepang dan Santorini
-
Kronologi Mencekam Kematian Alvaro: Diculik di Masjid, Dibekap, hingga Jasad Disembunyikan
-
Sebelum Dibuang di Bogor, Ayah Tiri 3 Hari Simpan Jasad Alvaro di Garasi Mobil