Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 14 Januari 2021 | 17:36 WIB
Mobil jenazah yang membawa Syekh Ali Jaber tiba di Pondok Pesantren Daarul Quran untuk proses pemakaman di Tangerang, Banten, Kamis (14/1/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBogor.id - Syekh Ali Jaber sudah dimakamkan setelah meninggal dunia, Kamis (14/1/2021) pagi tadi. Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pondok Pesantren Daarul Quran di Cipondoh, Kota Tangerang.

Suara.com merekam detik-detik Syekh Ali Jaber dimakamkan. Jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad sekira pukul 16.54 WIB.

Di dalam makam Syekh Ali Jaber ada 3 orang yang membantu menurunkan jasad.

Gema La Ilaha Illallah mengiringi jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad. Banyak orang yang menghadiri pemakaman itu.

Baca Juga: Jenazah Syekh Ali Jaber Telah Selesai Dimakamkan

Mereka semua mengenakan masker.

Proses pemakaman Syekh Ali Jaber di Pondok Pesantren Daarul Quran di Cipondoh, Kota Tangerang menyedot perhatian warga sekitar. Warga yang tak bisa menyaksikan langsung dari pintu pun nekat melihat persiapan prosesi pemakaman Syekh Ali Jaber.

Keluarga dan kerabat menandu jenazah Syekh Ali Jaber untuk dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang, Banten, Kamis (14/1/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Pantauan Suara.com, ada sejumlah warga yang nekat melihat persiapan pemakaman itu dari atap rumah sebelah pondok.

Saat ditanyai alasannya nekat menyaksikan dari atas atap itu, lantaran mereka dilarang untuk menyaksikanmya dari dekat.

"Karena dilarang. Gambarnya lebih bagus di atas," kata salah seorang warga membalas pertanyaan Suara.com, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Makam Syekh Ali Jaber di Pesantren Daarul Quran, Yusuf Mansyur Bersyukur

Terlihat, mereka berkumpul dan mengabadikan momen penggalian dan prosesi pemakaman Syekh Ali Jaber itu. Ada yang mengabadikan lewat video ada juga yang mengabadikan dengan foto.

Mobil jenazah yang membawa Syekh Ali Jaber tiba di Pondok Pesantren Daarul Quran untuk proses pemakaman di Tangerang, Banten, Kamis (14/1/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Udah biasa bang," kata salah seorang lagi menimpali awak media.

Selain itu, prosesi pemakaman juga dijaga ketat oleh sejumlah aparat dari Polisi dan TNI yang berjaga di sekitar makam. Mereka menjaga untuk mencegah kerumunan yang menyaksikan prosesi pemakaman itu.

Syekh Ali Jaber Masuk Liang Lahad Diiringi La Ilaha Illallah

Jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad makam di di Pesantren Tahfizh Daarul Quran di Jalan Ketapang Raya, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Tangerang. Di dalam makam Syekh Ali Jaber ada 3 orang yang membantu menurunkan jasad.

Gema La Ilaha Illallah mengiringi jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad. Banyak orang yang menghadiri pemakaman itu. Mereka semua mengenakan masker.

Jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad makam di Pesantren Tahfizh Daarul Quran di Jalan Ketapang Raya, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Tangerang.

Alasan dimakamkan di Tangerang

Syekh Ali Jaber meninggal dunia, Kamis (14/1/2021) pagi. Almarhum akan dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang.

Pondok Pesantren Daarul Quran merupakan milik dari keluarga Ustaz Yusuf Mansur.

Yusuf Mansur mengungkapkan, dirinya merasa mendapat kehormatan karena pihak keluarga memilih Ponpes Daarul Quran sebagai tempat peristirahatan terakhir Syekh Ali Jaber.

“Hari ini kehormatan dan kemuliaan dari Allah, Syekh Muhammad dan keluarga memilih Daarul Quran sebagai makam terakhirnya Syekh Ali,” ujarnya di lokasi, Kamis (14/1).

Lebih detail, Yusuf Mansur menjelaskan alasan pemakaman Syekh Ali Jaber di Ponpes Daarul Quran Cipondoh.

Menurutnya, hal itu lantaran Syekh Ali Jaber merasa Ponpes Daarul Quran sudah seperti rumahnya sendiri.

Jasad Syekh Ali Jaber diturunkan ke liang lahad makam di Pesantren Tahfizh Daarul Quran di Jalan Ketapang Raya, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Tangerang.

“Syekh Ali dan Syekh Muhammad sudah dianggap anak oleh ibu saya. Waktu ibu saya dimakamkan, Syekh Muhammad bahkan turun ke makam untuk kemudian ikut memakamkan ibu saya,” ungkapnya.

“Dan kenapa Syekh Ali (dimakamkan) di sini, saya dikasih tahu Syekh Muhammad bahwa Daarul Quran katanya termasuk yang pertama-tama menerima Syekh Ali dan menjadi rumahnya Syekh Ali. Dan syekh Muhammad juga pernah tinggal di sini juga, Alhamdulillah,” Yusuf Mansur menambahkan.

“Di sini kan pesantren Quran, Syekh Ali biar ada di tengah-tengah anak-anak yang menghafalkan Quran, karena dia cinta Quran,” pungkas Yusuf Mansur dengan suara terbata-bata menahan tangis.

Syekh Ali Jaber meninggal dunia hari ini, Kamis (14/1/2021) di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih Jakarta Pusat.

Sebelum meninggal, pendakwah yang akan berusia 45 tahun pada 3 Februari 2021 ini sempat dirawat karena Covid-19 selama 19 hari.

Namun rumah sakit memastikan, Syekh Ali Jaber meninggal dunia setelah dinyatakan negatif dari Covid-19.

Nisan khusus bagi Syekh Ali Jaber

Sebagai salah satu sosok ulama yang dicintai, pihak Ponpes Daarul Quran pun sengaja menyiapkan papan nisan khusus bagi Syaikh Ali Jaber.

Syeikh Bel'eid Hamidy, kaligrafer internasional Maroko membuat kaligrafi nisan Syeikh Ali Jaber, Kamis (14/1/2021). [Suara.com/Wivy]

Salah satu Pimpinan Ponpes Daarul Quran, Ustaz Ahmad Jameel mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan papan nisan khusus dan spesial.

Bukan karena papan nisannya yang spesial, tapi karena goresan kaligrafi nisan Syaikh Ali Jaber bukan dibuat oleh orang sembarangan.

Jameel mengatakan, papan nisan itu dibuat oleh kaligrafer internasional asal Maroko yang memiliki sanad dari juru tulis saat zaman Rasulullah SAW.

"Pembuat nisan beliau Syeikh Bel'eid Hamidy, kaligrafer internasional bersanad. Jadi kalau bacaan Quran kita ada sanad nyambung sampai Rasulullah, tulisan ini nyambung sampai kepada para sahabat juru tulis rasul," kata Jameel ditemui di sekitar lokasi pemakaman di Ponpes Daarul Quran, Kamis (14/1/2021).

Jameel menerangkan, kaligrafi yang dibuat di papan nisan Syeikh Ali Jaber itu sementara masih ditulis menggunakan spidol.

"Sudah selesai, tadi dibuat 10 menit, kaligrafinya ditulis sementara pakai spidol. Nanti baru akan dibuatkan granitnya dan papannya diukir atau dipahat," terang Jameel.

Lebih lanjut ,Jameel menuturkan, pihaknya memang sengaja meminta Syeikh Bel'eid untuk menuliskan papan nisan Syaikh Ali Jaber itu dan direspon dengan suka cita.

"Beliau sangat senang sekali, kemulian untuk kami katanya begitu," tutur Jameel.

Jameel juga mamaparkan, bahwa Syeikh Bel'eid merupakan penulis 8 mushaf Al Quran salah satunya dengan kaligrafi magribi Maroko.

“Beliau menulis 8 mushaf Al Quran salah satunya dengan kaligrafi magribi maroko. Ini masih sangat ori, jarang orang bisa. Beliau yang kemudian mempersembahkan tulisannya untuk nisan Syeikh Ali Jabeer. Beliau juga dewan juri kaligrafi internasional," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More