SuaraBogor.id - Kampanye vaksin COVID-19 sinovac yang dilakukan Presiden Jokowi seperti sunatan massal. Sebab dilakukan ramai-ramai dan menggunakan publik figur sebagai juru kampanye.
Kritik itu disampaikan Aktivis HAM Haris Azhar. Haris Azhar sendiri mengaku belum ingin disuntik vaksin covid-19 sinovac.
Vaksin sinovac belum meyakinkan. Padahal, pemerintah telah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersedia mendapatkan vaksin covid-19.
Dalam acara Dua Sisi yang bertajuk 'Vaksinasi: Hak atau Kewajiban?' di TV One, Haris Azhar menyinggung soal Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009.
"Hak itu harusnya diberikan kepada kita, bukan kita diwajibkan. Kewajiban dalam HAM akan muncul ketika kita menghormati hak orang lain," ujarnya, dikutip Suara.com dari kanal Youtube TV One.
Lebih lanjut, Haris Azhar mengatakan soal sanksi masyarakat yang tidak ingin divaksin Sinovac.
"Misalnya, kalau saya tidak mau divaksin maka negara harus menjelaskan kalau kamu tidak mau," jelas Haris.
Haris Azhar pun mengaku bingung dengan kampanye massal yang mengajak masyarakat untuk divaksin.
Sebab menurut dia, vaksinasi harus diinformasikan bukan dikampanyekan.
Baca Juga: Viral Video Tenaga Medis Pijat Pasien Covid-19, Aksinya Bikin Terharu
"Vaksin itu diinformasikan bukan dikampanyekan 'Ayo Vaksin'. Saya bingung melihat banyak orang ramai ayo vaksin, kok saya lihat kayak sunatan massal," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mendapatkan dosis pertama vaksin Sinovac Covid-19.
Sejumlah tokoh pun telah mendapatkan suntikan vaksin covid-19. Mereka memberikan testimoni dan mengajak masyarakat agar tidak ragu mengikuti vaksinasi.
Pemerintah diketahui menargetkan 70 persen atau 182 juta masyarakat untuk disuntik vaksin covid-19.
Sementara itu, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amisryah Tambunan mengatakan dirinya tetap sehat usai menerima vaksin covid-19.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak ragu mengikuti vaksinasi covid-19.
Berita Terkait
-
Hari Ini Pemprov DKI Gelar Vaksinasi Covid-19, 21 Orang Bakal Disuntik
-
Viral Video Tenaga Medis Pijat Pasien Covid-19, Aksinya Bikin Terharu
-
Selain Syekh Ali Jaber, Haikal Hasan Sebut 10 Nama Ulama Wafat Januari 2021
-
Wagub Hadi Minta Pemerintah Prioritaskan Distribusi Vaksin Covid ke Kaltim
-
Ajak Warga Berebut Vaksin Covid-19, Gubernur Sumbar: Capek Swab
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Razia Pajak 3 Hari di Simpang Sentul Bogor: Siapa Belum Bayar Kena Cekal!
-
Bikin Penasaran! Abdul Khoir Punya Rencana Ini Untuk Susukan Bojonggede
-
Jalur 4 Stasiun Depok Lumpuh Sempat Kacaukan KRL, Sekarang Rute Bogor-Jakarta Normal Lagi
-
Rahasia Mendapatkan Ratusan Ribu dari 5 Link DANA Kaget, Cepat Sebelum Kehabisan Kuota!
-
Lunasi Pajak Kendaraan atau Surat Tilang Menanti, Inilah Fokus Operasi Zebra di Simpang Sentul