Scroll untuk membaca artikel
Liberty Jemadu
Selasa, 19 Januari 2021 | 22:28 WIB
Pekerja melakukan perawatan mobil bekas di showroom penjualan mobil bekas WTC Mangga Dua, Jakarta, Rabu, (23/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBogor.id - General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha, mengatakan bahwa pasar mobil bekas (mobkas) akan kembali tumbuh pada triwulan kedua 2021 karena konsumen mulai berani menginvestasikan uang mereka ke kendaraan.

Berdasarkan survei Carsome Indonesia terhadap 1.005 responden, mayoritas konsumen  (64 persen) menyatakan baru akan mulai membeli kendaraan pada triwulan kedua.

"Karena mereka lebih percaya diri dengan anggaran mereka dan anggaran mereka lebih stabil pada kuartal kedua di 2021," ungkap Delly Nugraha dalam konferensi pers online, Selasa (19/1/2021).

Dampak dari pandemi COVID-19 yang dibarengi dengan pembatasan aktivitas masyarakat guna memutus rantai penularan telah mendorong penjualan mobil bekas di Indonesia jatuh. Dari responden yang disurvei itu pun hanya 14 persen yang berminat membeli mobil kala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Baca Juga: Bakal Ada Pergeseran, Jenis yang Laris di Pasar Mobil Bekas 2021 Adalah ...

"Sebanayak 43 persen responden yang kita survei ingin membeli kendaraan sebelum adanya PSBB, ketika masuk masa PSBB hanya terdapat 14 persen yang membeli kendaraan mobkas, lonjakan besar datang ketika pelonggaran masa PSBB yakni 48 persen," kata dia.

Kebanyakan dari mereka menahan diri untuk tidak membeli kendaraan pada saat adanya peraturan pengetatan kegiatan di luar rumah, karena adanya kesulitan dalam hal ekonomi, bisnis yang tidak mulus dan pekerjaan yang sulit.

Selama masa PSBB, banyak yang menyadari bahwa mereka tidak nyaman jika harus berbagi ruangan jika menggunakan kendaraan umum, sementara layanan ride hailing meningkat dari 27 persen menjadi 60 persen.

"Pertimbangan terkait kesehatan dan keamanan mendorong masyarakat mengubah pola perilakunya, yaitu dari menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan pribadi. Mobil bekas dapat menawarkan solusi mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau. Ini dapat menjadi momentum yang baik bagi industri mobil bekas," ucap dia.

Frekuensi penggunaan transportasi umum yang menurun signifikan ini salah satunya disebabkan karena rasa tidak nyaman dan khawatir tertular virus COVID-19. Jumlah responden yang mengaku merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum dan layanan ride hailing meningkat dari 33 persen sebelum PSBB menjadi 74 persen selama PSBB.

Baca Juga: Kaleidoskop Oto: Pasar Mobil Bekas Online Bertahan dalam Pandemi 2020

Di sisi lain, keinginan responden untuk menjual mobil yang telah dimiliki juga melonjak. Menurut data yang Carsome miliki, tercatat minat masyarakat untuk menjual mobil meningkat 52 persen jika dibandingkan dengan periode sebelum PSBB diberlakukan.

Mayoritas responden (29 persen) merasa mulai rentang April-September 2021 adalah momentum yang tepat untuk menjual mobil. Dengan demikian, kuartal kedua 2021 menjadi saat yang paling dinanti masyarakat Indonesia baik untuk membeli mobil maupun menjual mobil. [Antara]

Load More