Penelitian di 2013, yang terbit di jurnal Geology, menemukan bahwa pemanasan global yang menyebabkan es mencair dan naiknya permukaan laut telah meningkatkan frekuensi letusan gunung api.
Marion Jegen, pakar geofisika dari pusat riset maritim Jerman, Geomar yang memimpin studi itu, mengatakan bahwa studi tersebut berbasis pada data hasil pengeboran laut di Amerika Selatan dan Tengah.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa ribuan tahun silam, setiap kali Bumi mengalami pemanasan global akibat perubahan orbit, maka akan terjadi rentetan letusan gunung api.
Jegen dalam studi itu mengatakan bahwa pemanasan global menyebabkan lapisan es mencair di daratan, sehingga melepaskan tekanan pada gunung-gunung.
Tetapi akibat mencairnya es, volume air laut juga meningkat dan menambah tekanan pada kerak samudera. Naiknya tekanan pada kerak samudera inilah yang menyebabkan gunung-gunung berapi meletus dan memuntahkan laharnya.
Meski demikian Jegen mengatakan studinya itu meneliti pemanasan global yang terjadi akibat faktor alam, bukan karena aktivitas manusia. Jarak antara mulainya pemanasan globan ke letusan gunung dalam studi itu juga berlangsung sangat lama, hingga 2.500 tahun.
"Jadi jika manusia mengubah iklim sekalipun, tidak akan ada rentetan letusan gunung berapi dalam beberapa ratus tahun ke depan," kata dia.
Tetapi studi yang juga terbit di jurnal Geology pada Desember 2017 memperingatkan bahwa pemanasan global akibat ulah manusia saat ini bisa saja meningkatkan risiko letusan gunung berapi.
Graeme Swindles, pakar struktur dinamika Bumi pada Universitas Leeds, Inggris dalam penelitiannya di Islandia - sebuah negara dengan jumlah gunung berapi cukup tinggi di Eropa - juga menemukan bahwa pemanasan global dan mencairnya es bisa memicu letusan gunung api.
Baca Juga: Menteri Sosial Disambut Hangat di Manado, Warga : Terima Kasih Bu Risma
Dalam studinya Swindles menemukan bahwa saat Bumi lebih dingin dan sebagian besar permukaan planet kita tertutup es, maka jumlah letusan gunung api turun drastis. Meski pun ada letusan, tetapi skalanya sangat kecil.
Studi Swindles ini, yang menggunakan data geologis letusan gunung berapi di Islandia antara 5.500 sampai 4.500 tahun silam, menunjukkan bahwa lapisan es bisa meredam letusan gunung berapi karena ia menekan permukaan daratan, menutup kawah dan saluran tempat magma mengalir.
Tetapi ketika es mencair, maka letusan gunung api semakin sering terjadi dan dengan skala lebih besar.
"Setelah gletser mencair, maka tekanan atas daratan berkurang. Alhasil magma lebih mudah mengalir ke permukaan dan akhirnya terjadi erupsi," jelas Swindles.
Ia mengatakan jarak antara mulai terbentuknya es dan turunnya aktivitas gunung api sekitar 600 tahun. Sementara gap antara mulai mencairnya es dan meningkatnya aktivitas vulkanis lebih singkat dari itu.
"Karena es butuh waktu lebih lama untuk terbentuk ketimbang untuk mencair," jelas Swindles.
Tag
Berita Terkait
-
Staf Ahli Kemensos Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Sebut Jadi Korban Perintah Mensos Juliari Batubara
-
Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Erupsi Berulang Tercatat dalam Sepekan
-
Fosil Iklim Ungkap Fakta Mengejutkan: Pemanasan Global Terburuk Justru Belum Dimulai!
-
"Dia Hantam Kaki Saya": Kisah Arief Rahman, Korban Selamat Demo Anarkis di DPRD Makassar
-
PBB Ingatkan: Meski Ada La Nina, Krisis Iklim Tak Bisa Dibendung Tanpa Aksi Manusia
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Siap Tancap Gas! Tol Bogor Serpong 32,03 KM Dibagi 4 Seksi Krusial, Ini Detail Titik-Titiknya
-
Duel Udara Berujung Nahas, Pemain Persikad Depok Bil'asqan Didiagnosis Ini Setelah Kolaps
-
Setelah Insiden Keracunan, Koki Bersertifikat dan CCTV Dapur Jadi Syarat Wajib Program Makan Gratis
-
Bukan Hanya Jalan! Samisade Jilid Baru Rudy Susmanto Lebarkan Sayap ke Pesantren Hingga Biaya Kuliah
-
Detik-Detik Mencekam! Pemain Persikad Depok Koma Usai Duel Udara