Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 21 Januari 2021 | 16:48 WIB
Erlin (21), korban bencana banjir bandang Bogor, kehilangan perhiasan 13 gram dan uang tunai di rumahnya, Kamis (21/1/2021). [SuaraBogor.id/Andi Ahmad Sulaendi]

SuaraBogor.id - Nasib pilu dialami Erlin (21), warga Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Bak pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, wanita korban banjir bandang Bogor itu kehilangan sejumlah harta bendanya.

Kondisi itu setelah kediamannya disatroni maling.

Erlin menceritakan, saat kejadian banjir bandang ia sempat meninggalkan perhiasan seberat 13 gram dan sejumlah uang di rumah.

Baca Juga: Polisi Masih Selidiki Maling di Rumah Arneta Fauzia, Korban Sriwijaya Air

"Pada saat kejadian (banjir bandang) saya langsung meninggalkan rumah, nggak inget sama sekali mau bawa apa-apa," ujarnya saat ditemui di kediaman saudaranya di Kampung Pensiunan RW 01 Desa Tugu Selatan, Bogor, Kamis (21/1/2021).

"Yang ditinggalkan uang, perhiasan. Saya langsung bawa anak aja. Sudah diperiksa lagi kemarin, sebagian masih ada, baju dan lainnya. Tapi, uang ada lumayan, sama perhiasan 13 gram hilang. Uang tunainya saya nggak tahu berapa, tapi hilang saya lupa soalnya," sambungnya.

Sampai saat ini, dirinya mengaku belum melaporkan kasus pencurian ini ke kepolisian.

"Belum sama sekali lapor," akunya.

Ia bercerita, pas kejadian banjir bandang yang terjadi pada, Selasa (19/1/2021), dirinya pada waktu itu sedang memandikan anaknya pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Butuh Air Bersih, Korban Banjir Bandang Puncak Bogor: Perhatikan Kami

"Pas kejadian anak saya telanjang, soalnya mau mandi kan pagi," katanya.

Namun, banyak orang yang berteriak di jalan meminta agar semua warga segera meninggalkan rumah.

"Pas kejadian kan gemuruh air besar, banyak yang teriak kan dari jalan, pas keluar,’Ayo keluar, ayo keluar’. Saya langsung lari saja bawa anak, HP," jelasnya.

Saat menggendong anaknya, lumpur di jalan pada waktu itu sudah se atas mata kaki. Hal itu membuat dirinya semakin panik, apalagi anaknya sempat menangis.

"Pas kejadian lumpur sudah semata kaki, saya lari pokoknya pas waktu itu," ungkapnya.

Saat ditanya apakah ingin segera pulang lagi ke rumahnya saat ini, ia menjelaskan tidak mau lagi, sebab khawatir terjadi banjir bandang kembali.

"Nggak mau, trauma, takut, takut terjadi lagi kayak kemarin (banjir bandang). Anak saya trauma, ngelamun, saya juga sama ngelamun. Alhamdulillah sudah mendingan sekarang," jelasnya.

"Saya tinggal saat ini sama saudara saya di sini, saya sengaja memilih di sini soalnya aman," tukasnya.

Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi

Load More