Scroll untuk membaca artikel
Liberty Jemadu
Jum'at, 22 Januari 2021 | 04:05 WIB
Video puting beliung di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. (Instagram/repostwonogiri)

SuaraBogor.id - Ada 5 ciri angin puting beliung yang terjadi di Indonesia, termasuk yang menghebohkan di atas Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Timur pada pekan ini, demikian diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG, dalam penjelasan di laman Facebook resminya, Kamis (21/1/2021), menjelaskan bahwa angin puting beliung di Waduk Gajah Mungkur adalah waterspout - yang identik dengan fenomena puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas.

"Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena tersebut, tergantung pada kondisi labilitas atmosfer," beber BMKG.

Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasikan adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dan pada kondisi tertentu dapat menimbulkan potensi puting beliung/waterspout.

Baca Juga: 3 Rumah Warga Takalar Diterjang Angin Puting Beliung

Berikut adalah 5 ciri angin puting beliung atau watersprout di Indonesia menurut BMKG:

  1. Kejadiannya bersifat lokal
  2. Terjadi dalam periode waktu yang singkat, umumnya sekitar kurang lebih 10 menit
  3. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
  4. Hanya muncul dari sistem awan Cumulonimbus (CB), tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout.
  5. Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat.

Adapun Wonogori selama bulan Januari-Februari ini masih berada pada periode puncak musim hujan, sehingga potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang bahkan puting beliung masih perlu diwaspadai hingga Februari mendatang.

"Ketika ada kejadian fenomena cuaca esktrem (waterspout) tersebut, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati dengan tidak mendekati area kejadian fenomena tersebut guna menghindari risiko yang lebih buruk," tutup BMKG.

Load More