Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Selasa, 02 Februari 2021 | 10:06 WIB
Ikan Cupang (Shutterstock)

SuaraBogor.id - Berawal dari kebosanan anggota masyarakat dari segala pembatasan aktivitas sosial yang terjadi di masa pandemi Covid-19, ada hobi baru dan hobi lama yang muncul kembali.

Dikutip dari Ayo Bandung, jaringan SuaraBogor.id, memelihara ikan hias kini menjadi hobi, atau sebuah hobi yang berhasil dihidupkan kembali.

Jenis ikan cupang kembali digandrungi para pehobi ikan hias di dalam negeri. Mulai anak-anak hingga orang tua, kekinian memelihara ikan yang dinilai memiliki bentuk dan warna menarik itu.

Nah, Karang Taruna Kelurahan Burangrang pun membaca peluang untuk memberdayakannya.

Baca Juga: Beli Ikan Cupang di Olshop, Pemuda Ini Emosi saat Buka Paketnya

Ditemui di Kantor Sekretariat, Koordinator Bidang Humas Karang Taruna Burangrang, Dito Mochamad Febrianto mengungkap organisasinya memiliki Bidang Lingkungan Hidup. Salah satu tugasnya, memberdayakan tumbuhan dan hewan di wilayahnya.

Berkaca dari kejadian booming ikan hias, anggota Karang Taruna Burangrang pun diarahkan untuk memberdayakan ikan. Termasuk ikan hias khususnya cupang, yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi saat ini.

"Untuk ikan, sebelumnya kami membudidyakan ikan lele dan patin sebagai kebutuhan warga untuk konsumsi. Tapi untuk sekarang kami merambah ke budidaya ikan hias, salah satunya cupang, karena nilai jualnya cukup tinggi," jelas Dito Mochamad Febrianto, Senin (1/2/2021).

"Untuk UEP (Usaha Ekonomi Produktif) di sini kami akan membuat web khusus untuk penjualan ikan hias. Lewat Instagram juga," katanya.

Ia pun berharap, setelah program terealisasi anggota Karang Taruna lainnya bisa memanfaatkan sebaik-baiknya. Karena di masa pandemi Covid-19 ini memang cukup sulit memulai berbagai kegiatan.

Baca Juga: Dear Warga Jakarta, Demi Antisipasi DBD Disarankan Pelihara Ikan Cupang

"Mudah-mudahan apa yang jadi kerja hari ini dan apa yang dihasilkan nanti bisa bermanfaat untuk anggota dan warga Kelurahan Burangrang juga," imbuhnya.

Salah satu anggota Tarang Karuna Burangrang, Ferry Andriawan telah memulai budidaya ikan cupang setahun lalu. Ia menyatakan tertarik membudidayakan ikan hias ini berawal dari hobi.

"Awalnya saya dari hobi karena ada ketertarikan untuk mengembangbiakkan, ditambah saat ini cupang juga lagi booming, akhirnya berjalan sekitar satu tahunan ini," ucap Ferry Andriawan di kediamannya Jalan Kancra.

Ia juga menjual berbagai ikan cupang di akun Instagram dan menyebutkan mendapat keuntungan dari hasil ternak sendiri mencapai Rp500 ribu hingga Rp1 juta dalam seminggu. Harga jual ikan mulai dari Rp40 ribu sampai Rp500 ribu tergantung jenis dan ukuran.

Namun dengan kondisi cuaca yang ekstrem saat ini, membuat burayak atau anakan ikan cupangnya banyak yang mati. Saat ini ia pun sedang menghentikan dahulu proses mengawinkan cupangnya.

"Jadi kalau masalah breeding, ini hanya dari segi perawatan air, sama pakannya yang penting. Kalau ngebreed (proses perkawinannya) jangan dulu saat kondisi cuaca seperti ini," sarannya.

Soal booming cupang, dia menganggap akan bertahan lama karena saat ini trennya para breeder berlomba-lomba menghasilkan warna ikan cupang yang menarik.

"Kemungkinan bertahan lama. Soalnya sekarang para breeder lagi bikin warna yang menarik. Itu dari indukannya seperti kawin silang jenis multicolor dengan nemo. Dari situ juga harganya bisa stabil," katanya.

Sedangkan Anggota Karang Taruna lainnya, Rizal Elhakim menyatakan tertarik karena sebelumnya dikenalkan tentang asyiknya memelihara ikan cupang.

"Awalnya saya tertarik karena dikenalkan. Karena sebelumnya saya suka sama aquascape saja," katanya.

Rizal Elhakim yang baru mencoba budi daya ikan sejak sebulan lalu ini mengatakan, tertarik karena nilai ekonomi dari penjualan ikan hias cukup tinggi saat ini.

"Memang ada nilai ekonominya yang lumayan, seninya juga ada. Tapi ada cara atau teknik yang harus kita tahu sebelum mulai ngebreed. Ilmunya banyak," ucapnya.

"Berhubung saya juga masih pemula, mulai sebulanan yang lalu. Ya dengan hal ini bagus sambil cari ilmu, belajar tapi menghasilkan juga," pungkas Rizal Elhakim.

Load More