SuaraBogor.id - Direktur Utama Airnav Indonesia M Pramintohadi Sukarno menyampaikan kronologi singkat terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak pada 9 Januari 2021.
Dalam catatan Airnav, pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC dan bernomor penerbangan SJ 182 itu sempat beberapa kali mengubah posisi ketinggian.
“Pada pukul 14.36 WIB, pesawat SJ 182 lepas landas dari landasan pacu 25,” kata Pramintohadi saat rapat kerja dengan Komisi V DPR, dikutip dari Ayobandung.com --jaringan Suara.com, Kamis (3/2/2021).
Selanjutnya, Pramintohadi mengatakan, pada pukul 14.38 WIB, pesawat melewati ketinggian 7.900 kaki SJ 182 dan meminta arah 075 derajat.
Permintaan tersebut muncul karena alasan cuaca dan diizinkan pemandu penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.
“Setelah meminta arah, [pesawat] diinstruksikan naik ke 11 ribu kaki dan ini memang dijawab pilot, clear,” tutur Pramintohadi.
Setelahnya, pemandu penerbangan disebut Pramintohadi, meminta pesawat naik ke posisi 11 ribu kaki karena pada ketinggian yang sama terdapat pesawat lain yakni Air Asia, yang juga ingin menuju Pontianak.
Selanjutnya, pukul 15.39 WIB, pada 10.600 kaki pemandu penerbangan menginstruksikan pesawat untuk naik ke posisi 13 ribu kaki. Pramintohadi menegaskan, di momen itu, pilot pesawat SJ 182 masih merespons dengan baik.
Dia menambahkan, selama periode waktu dari pukul 14.36 WIB hingga 14.39 WIB, tidak ada laporan bahwa pesawat tidak normal.
Baca Juga: Perlahan Terungkap Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, KNKT: Minta Hindari Cuaca
Kemudian, pada pukul 14.39 WIB, pesawat tersebut terpantau di layar radar pemandu penerbangan berbelok ke kiri barat laut yang seharusnya ke arah kanan 0,75 derajat.
Selanjutnya, pada pukul 14.40 WIB pemandu penerbangan melakukan konfirmasi arah pesawat tersebut, namun tidak ada respons. Selang beberapa saat, pesawat terpantau hilang dari layar radar.
“ATC berusaha memanggil berulang kali sampai 11 kali, kemudian dibantu beberapa penerbangan lain, antara lain, Garuda Indonesia mencoba komunikasi SJ 182, namun tidak ada respons. Itu yg terjadi dari 14.36 sampai 14.40,” jelas Pramintohadi.
Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan investigasi dan mencari cockpit voice recorder (CVR) pesawat tersebut. Laporan investigasi awal rencananya akan dipublikasikan setelah 30 hari sejak kecelakaan terjadi.
Berita Terkait
-
AirNav Ungkap Percakapan Terakhir Pilot sebelum Sriwijaya SJ182 Jatuh
-
BMKG Akui Sempat Ada Peringatan Dini Cuaca Buruk sebelum SJ182 Terbang
-
KNKT: Sebelum Jatuh, Pilot Sriwijaya Air SJ182 Minta Ganti Arah
-
KNKT Klaim Sriwijaya Air SJ 182 Tak Meledak di Udara Sebelum Jatuh
-
Sriwijaya Air SJ-182 Meledak di Udara Sebelum Jatuh, KNKT : Hoaks
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD
-
Dukungan Rumah BUMN BRI Dorong Malessa Naik Kelas dan Siap Ekspor
-
Waspada Libur Nataru! Tanggal Ini Diprediksi Jadi Puncak Macet di Pintu Masuk Bogor