SuaraBogor.id - Penyebab banjir bandang Puncak Bogor karena hutan ditebang jadi pemukiman. Hal itu diungkapkan Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo.
Banjir bandang di kawasan tidak lepas terus berkurangnya hutan lebat yang ada di wilayah pegunungan, karena beralih menjadi pemukiman.
Keberadaan hutan asli di pegunungan sangat memengaruhi tata iklim, tata air, dan tata angin. Energi dari air hujan yang jatuh akan dapat ditahan kanopi hutan dan masuk lewat serasah hingga meresap ke tanah.
Air suplai ini akan memberi asupan pada ekosistem, baik kepada makroorganisme maupun mikroorganisme. Sehingga, dapat terwujud variasi sumber daya hayati di sana.
Hutan lebat yang ada di wilayah pegunungan memiliki peran besar dalam menyerap air hujan.
Kuantitas air hujan yang terserap bisa lebih dari 80 persen.
“Tetumbuhan inilah yang kemudian menjaga stabilitas tanah dengan sistem perakarannya. Tanpa bantuan akar serabut yang menahan struktur tanah, dan tanpa akar tunjang yang menjadi angker (paku) di dalam tanah, banjir yang mungkin semula kecil dapat berubah menjadi bencana banjir bandang," kata dia di Surabaya, Kamis (4/2/2021).
Amien melanjutkan, banjir yang menerjang Bogor dan menyebabkan 900 warga diungsikan itu bukan sekadar banjir air, melainkan banjir yang diikuti lumpur dan ranting-ranting pohon. Itu terjadi akibat tidak adanya sistem perakaran yang menahan tanah, sehinggadaerah lereng pun menhalami erosi.
“Di luar air yang terserap, air hujan akan mengalir di permukaan. Jika air mengalir ke arah sungai, sedangkan tanah dalam kondisi mudah tererosi, maka sungai akan mengalami pendangkalan. Akibatnya, lumpur dari dasaran sungai lama-kelamaan akan ikut mengalir bersama air dan lapisan yang tererosi lainnya," ujar Amien.
Amien mengatakan, banjir bandang di Indonesia sejak 2002 hampir setiap tahun terjadi dan menyebabkan banyak kerugian. Dari tahun ke tahun, kata dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini, manusia semakin bertambah banyak dan merambah kawasan yang semestinya tidak boleh dihuni.
Baca Juga: Belasan Rumah Hancur Akibat Banjir Bandang di Jombang
“Peralihan fungsi hutan asli di pegunungan, yang semula hutan kini merupakan kawasan wisata dengan sejumlah hotel, permukiman, dan perkebunan. Hal itu bisa menjadikan tanah gunung terancam tidak terlindungi serta menjadikannya tidak stabil," kata Amien.
Karena itu, kata Amien, peran pemerintah sangat dibutuhkan sebagai upaya pengembalian fungsi kawasan puncak gunung. Dari kacamatanya, kawasan pegunungan saat ini sudah beralih fungsi secara masif, sistemik, dan terstruktur. “Saya sangat menyayangkan kawasan hutan lindung dan daerah resapan air sekarang semakin menciut,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah di daerah rawan bencana, khususnya bencana banjir dan longsor, dapat mempertegas aturan terkait penggunaan lahan di daerah yang semestinya merupakan bagian dari hutan asli. Selama bagian puncak gunung tidak berhutan alias gundul, kata dia, banjir bandang akan menjadi musibah yang tidak bisa terelakkan.
Berita Terkait
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Kementan Minta Publik Kawal Ketat Bantuan Beras 1.200 Ton Senilai Rp16 Miliar untuk Sumatra
-
Bareskrim Temukan Alat Berat dan Lahan Ilegal: Kasus Pembalakan Liar di Sumut Naik Penyidikan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD
-
Dukungan Rumah BUMN BRI Dorong Malessa Naik Kelas dan Siap Ekspor
-
Waspada Libur Nataru! Tanggal Ini Diprediksi Jadi Puncak Macet di Pintu Masuk Bogor