Andi Ahmad S
Selasa, 29 Juli 2025 | 21:55 WIB
Wali Kota Bogor Dedie Rachim. [Suara.com]

SuaraBogor.id - Siapa yang tak pusing jika mendengar kata "macet" dan "Bogor" dalam satu kalimat? Masalah konektivitas yang seolah tak berujung ini menjadi "pekerjaan rumah" besar yang terus menghantui warga dan pengunjung Kota Hujan.

Sadar bahwa masalah ini tak bisa diselesaikan sendirian, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengambil langkah proaktif.

Selasa (29/7/2025), Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, melakukan "gerilya" langsung ke jantung pemerintahan pusat.

Ia bertemu dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Roy Rizali Anwar, untuk menagih dan mendorong percepatan proyek-proyek infrastruktur yang selama ini terasa mandek.

Pertemuan ini bukan sekadar audiensi biasa, melainkan sebuah upaya strategis untuk memastikan Bogor tidak tertinggal dalam pembangunan nasional.

Dalam pertemuan krusial tersebut, Dedie Rachim tidak datang dengan tangan kosong. Ia memaparkan sedikitnya lima poin strategis yang dianggap sebagai kunci untuk membuka sumbatan mobilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.

Berikut adalah rincian "jurus" yang diajukan:

  • Membuka Gerbang Tol Baru, untuk Percepatan realisasi akses tol di tiga titik vital: Ciawi 2, Kedung Halang, dan Bogor Selatan. Ini diharapkan dapat memecah penumpukan kendaraan yang selama ini hanya bertumpu pada gerbang tol yang sudah ada.
  • Menuntaskan 'PR' Tol BORR untuk Menyelesaikan masalah aset dan memastikan keberlanjutan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) yang menjadi tulang punggung lingkar luar kota.
  • Mendorong Trase Baru Batutulis untuk Mengusulkan pembangunan jalur konektivitas baru di wilayah selatan Kota Bogor, yakni trase Batutulis.

Dedie menekankan bahwa semua ini adalah kebutuhan mendesak yang butuh dukungan penuh dari pemerintah pusat.

“Permasalahan ini sudah cukup lama bergulir dan perlu ada dukungan penuh dari pusat untuk bisa segera ditindaklanjuti. Akses jalan dan keterhubungan antarwilayah menjadi kebutuhan utama bagi mobilitas warga dan pertumbuhan ekonomi Kota Bogor,” ujar Dedie Rachim.

Baca Juga: Momen Haru Prabowo Baca Surat Siswi Sekolah Rakyat: Dulu Gelap, Sekarang Kami Punya Masa Depan

  • Salah satu usulan paling menarik adalah skema pembiayaan untuk trase baru Batutulis. Dedie Rachim mendorong agar proyek ini bisa didanai melalui Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah.
  • Apa itu Inpres Jalan Daerah? Secara sederhana, ini adalah skema "jalan tol" ala presiden yang bisa memotong birokrasi anggaran dan mempercepat pembangunan jalan-jalan non-tol yang dianggap vital di daerah.

Jika usulan ini disetujui, pembangunan trase Batutulis bisa masuk dalam perencanaan nasional dan dieksekusi lebih cepat.

Upaya "jemput bola" yang dilakukan Dedie Rachim tampaknya mendapat sambutan positif. Dirjen Bina Marga Kemen PU, Roy Rizali Anwar, menyampaikan komitmennya untuk membantu Pemkot Bogor mengurai masalah yang ada.

“Kami di Kementerian PU akan berupaya maksimal untuk mencari solusi bersama. Banyak persoalan teknis yang bisa segera ditindaklanjuti, asal ada komunikasi dan koordinasi yang intens antara pusat dan daerah,” jelas Roy.

Secara spesifik, Roy menyambut baik usulan trase Batutulis melalui jalur Inpres dan memberikan "pekerjaan rumah" lanjutan bagi Pemkot Bogor.

Ia menyarankan agar Pemkot segera menyiapkan kelengkapan administrasi dan teknis untuk mendukung percepatan usulan tersebut.

Load More