Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 10 Februari 2021 | 06:19 WIB
Tol Cipali KM 122 retak dan amblas. Jalur Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 retak dari Cirebon ke arah Jakarta. (antara)

SuaraBogor.id - Penyebab Tol Cipali ambles terungkap. Tol Cipali ambles arah Jakarta tepatnya di Km 122+400 bermula dari keretakan jalan. Tol Cipali amblas karena pergerakan tanah.

Intensitas dan curah hujan tinggi yang mengguyur sejak kemarin pula mengakibatkan banyak volume air yang masuk ke dalam base layer melalui retakan. Kondisi itu diperparah dengan kendaraan berat yang melintas sehingga menyebabkan keretakan bertambah buruk pada pukul 22.00 WIB.

Senin (8/2/2021) sore, sekitar pukul 16.00 WIB jalan di Km 122 tersebut sudah ditemukan retak.

Pada Selasa (9/2/2021) dini hari, kondisi semakin buruk mengakibatkan jalanan ambles.

Baca Juga: Jalan Tol Cipali Amblas, Polisi Terapkan Lawan Arus di KM 117-126

"Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," ujar Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Andiani.

Dari hasil analisis penyebab terjadinya gerakan tanah di Cipali diperkirakan karena beberapa hal.

Pertama, karena kemiringan lereng yang tidak terlampau curam sehingga gerakan tanah relatif lambat.

Kedua, kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi. Pengaruh dari erosi air permukaan (air hujan maupun aliran sungai) di kaki lereng juga menjadi salah faktor mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar.

Andiani memberikan beberapa rekomendasi terkait pergerakan tanah itu. Katanya, segera tutup retakan dan dipadatkan agar air tidak meresap ke dalamnya yang dapat mempercepat pergerakan, mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan.

Baca Juga: Imbas Tol Cipali Ambles, Pengiriman Barang di Jawa Terganggu

Lalu membuat perkuatan lereng di tepian badan jalan yang berada dekat dengan sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng.

"Perlu penyelidikan geologi teknik sebagai landasan untuk perkuatan lereng (bor pile/sheet pile)," katanya.

Selain itu, kata dia, pengalihan arus kendaraan agar terus dilakukan hingga perbaikan jalan selesai dan tidak tampak adanya pergerakan tanah susulan.

Rekomendasi lainnya, melakukan pemantauan terhadap area retakan, jika retakan berkembang dan bertambah luas agar segera menutup jalan dan mengalihkan kendaraan yang melintas (contra flow).

Lalu, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah beserta gejala yang mengawalinya.

Jenis gerakan tanah, kata dia, berupa nendatan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan.

Load More