Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 12 Maret 2021 | 17:53 WIB
Proses evakuasi korban bus masuk jurang di Sumedang pada Kamis (11/3/2021). Petugas terus berusaha mengevakuasi korban yang masih berada di dalam bus. [Dok. Kantor SAR Bandung]

SuaraBogor.id - Mimin Mintarsih (52) merupakan salah satu korban yang selamat dari peristiwa kecelakaan maut di Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021) kemarin.

Dia mengatakan, sempat ada firasat sebelum berangkat bersama rombongan peziarah bus yang mengalami rem blong tersebut.

Mimin Mintarsih menceritakan detik-detik sebelum bus yang ditumpanginya masuk jurang.

Ia mengaku mengetahui betul kecelakaan itu terjadi, karena sebelum kejadian duduk di jok kedua belakang pengemudi bus bersama kedua anaknya.

Baca Juga: Telan 29 Nyawa, Belum Ada Tersangka dalam Tragedi Bus Peziarah Tanjakan Cae

Bus sempat oleng bahkan sempat juga tercium bau hangit. Sebagian penumpang, ia menyarankan kepada pengemudi bus untuk cek kondisi kendaraan. "Saat oleng itu ada yang teriak, rem blong, rem blong, katanya. Terus bau karet kebakar," kata Mimin, dikutip dari Ayobandung.com -Jaringan Suara.com, Jumat (12/3/2021).

Setelah itu, para penumpang panik dan tidak lama kemudian bus terperosok ke dalam jurang. "Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin.

Ia bercerita bisa menyelamatkan diri dari kecelakaan setelah berusaha mengeluarkan badan dari jepitan jok. Kemudian merangkak mencari kedua anak yang terpental ke belakang lalu keluar dari bus.

Tidak berselang lama, bantuan pun datang. Ia bersama anaknya dibawa ke rumah sakit.

"Saya masih syok setelah kejadin ini. Aalhamdulilah masih diberi keselamatan," kata warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang itu.

Baca Juga: Calon Istri Jadi Korban Kecelakaan Bus Sumedang, Tangis Mempelai Pria Pecah

Eha Nuraeti (55) warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang penumpang selamat lainnya.

Ia mengaku terpaksa lepas pakaian karena pakaian yang ia kenakan terjepit.

Kemudian ambil selimut yang berada di dalam bus lalu keluar menuju rumah warga yang menolongnya. "Pada waktu itu saya hanya fokus bagaimana caranya bisa keluar dari bus," ujar dia.

Ia mengaku awalnya tidak akan ikut rombangan ziarah acara sekolah tersebut. Namun, karena khawatir anaknya terjadi sesuai dan sudah ada firasat khawatir kecelakaan maka akhirnya memutuskan ikut.

"Saya sengaja pulang dari sawah, tahu anak saya mau pergi saya pengen lihat dia perginya. Udah itu saya pulang tapi tetangga memaksa saya ikut. Kata bapak, ya udah ikut aja biar anak tenang. Dari situ, saya ada firasat khawatir kecelakaan," kata Eha.

Load More