Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 04 Mei 2021 | 14:18 WIB
Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean. (Suara.com/Muhammad Yasir)

SuaraBogor.id - Eks Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut menanggapi, terkait kabar yang beredar soal pemecatan terhadap Novel Baswedan dari KPK.

Pada cuitannya Ferdinand, dia mengatakan bahwa Novel Baswedan saat ini terlihat aneh sejak berada di Komisi Anti Rasuah.

Menurut Ferdinan, kesan publik kepada Novel Baswedan adalah pro terhadap Radikalisme dan fakta tersebut membuktikan bahwa dia tidak lolos tes wawasan kebangsaan.

"Novel Baswedan @nazaqistsha ini terlihat aneh sejak berada di @KPK_RI. Kesan publik kepadanya, dia pro radikalisme. Fakta kemudian membuktikan dia tak lulus wawasan kebangsaan," cuitnya dikutip Suarabogor.id, Selasa (5/4/2021).

Baca Juga: Novel Disebut Gagal Lolos Tes ASN KPK, Komisi III Ogah Percaya Kabar Burung

"Negara akan rusak olh org2 sprt ini, hrs dipecat dr KPK. Jgn2 Anies Baswedan jg tdk lulus kalau diuji," sambungnya.

Cuitan Ferdinan di twitter [Twitter @FerdinandHaean3]

Sekedar diketahui, dilansir dari Suara.com, Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, dikabarkan dipecat dari lembaga tersebut.

Penyidik yang menjadi korban teror penyiraman air keras oleh oknum polisi itu mengakui, sudah mendengar kabar tersebut.

Novel mengatakan, terdapat kabar bahwa dirinya dan puluhan pegawai KPK bakal dipecat dengan alasan tidak lolos tes wawasan kebangsaan.

Tes wawasan kebangsaan itu merupakan bagian dari proses alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara atau PNS.

Baca Juga: Dapat Kabar Dipecat KPK, Novel Baswedan: Ada Upaya Penyingkiran

"Ya, benar, saya dengar info tersebut," kata Novel, Selasa (4/5/2021).

Novel menilai, pemecatan tersebut merupakan upaya untuk menyingkirkan orang-orang berintegritas dari KPK.

"Upaya untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas dari KPK adalah upaya lama yang terus dilakukan. Bila info tersebut benar, tentu saya terkejut karena baru kali ini upaya tersebut justru dilakukan oleh pimpinan KPK sendiri," ujar Novel.

Load More