Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 14 Mei 2021 | 09:44 WIB
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

SuaraBogor.id - Kabar Novel Baswedan dinonaktifkan dan 74 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Ketua KPK, menjadi perhatian banyak pihak.

Kekinian, dikabarkan Novel Baswedan melawan KPK bersama 74 pegawai anti rasuah tersebut. Kabar dinonaktifkan itu karena tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Dilansir dari Suara.com, penonaktifan Novel Baswedan dan puluhan pegawai KPK termaktub dalam Surat Keputusan Pimpinan KPK Nomor 652 tahun 2021. SK yang diteken langsung oleh Ketua KPK Firli Bahuri 7 Mei 2021 itu berisi dua keputusan penting.

Pertama, melalui SK itu ditetapkan nama-nama pegawai yang tidak memenuhi syarat pengalihan status menjadi aparatur sipil negara.

Baca Juga: Komisi III DPR RI Akan Tanya KPK Soal 75 Pegawai Tak Lolos TWK

Kedua, melalui SK itu diperintahkan pegawai-pegawai yang diamksud agar menyerahkan tugas serta tanggungjawab kepada atasan langsung, sembari menunggu keputusan selanjutnya.

Novel dan puluhan pegawai KPK menegaskan, bakal melawan keputusan tersebut karena dinilai janggal. Dia mengatakan, 75 pegawai KPK termasuk dirinya sedang mendiskusikan penonaktifan tersebut.

Sementara tim kuasa hukum dari koalisi masyarakat sipil akan mendampingi mereka dalam proses perlawanan.

"Akan ada tim kuasa hukum dari koalisi masyarakatr sipil. Lucu juga SK (surat keputusan) penonaktifannya," kata Novel, Selasa, 12 Mei 2021 lalu.

Dia mengungkapkan, SK itu dimaksudkan untuk menginformasikan dirinya dan 74 pegawai lain tidak lolos penilaian.

Baca Juga: Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK Melawan, Keputusan Penonaktifan Janggal

Tapi, kata dia, di dalam SK itu juga ada poin bahwa Novel dan pegawai yang tak lulus harus menyerahkan tugas serta tanggung jawab ke atasan.

Artinya, Novel tidak boleh lagi melakukan penyidikan atas kasus-kasus korupsi.

Padahal, selama ini diketahui, Novel serta sejumlah penyidik lain yang tak lulus TWK, dikenal sebagai orang yang getol membongkar kasus korupsi kelas kakap.

Load More