Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 21 Mei 2021 | 10:57 WIB
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjawab pertanyaan awak media di Kantor Dewan Pengawas (Dewas) KPK, Gedung KPK lama, Kuningan, Jakarta, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

SuaraBogor.id - Kabar bahwa Akun Telegram penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dan Direktur KPK Sujanarko dikabarkan dibajak.

Hal itu diungkapkan Novel Baswedan pada akun twitter pribadinya, bahwa akun telegramnya dibajak.

“Akun Telegram saya dibajak sejak pukul 20.22 WIB hari ini sehingga tidak lagi dibawah kendali saya,” tulis Novel pada Kamis, 20 Mei 2021 pukul 22:54.

Ia juga mengatakan bahwa bukan hanya Telegramnya, namun Telegram milik Sujanarko, Direktur KPK, juga dibajak pada pukul 20.31 WIB.

Baca Juga: KPK Cecar Tiga Saksi Terkait Aliran Uang ke Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah

Novel meminta kepada siapapun yang dihubungi oleh kedua akun tersebut untuk berhati-hati, karena kedua akun tersebut sudah tidak berada di kendali yang bersangkutan.

Kejadian pembajakan akun telegram kedua petinggi KPK ini menuai banyak komentar dari netizen.

“Kok sepertinya serangan serentak,” tulis akun twitter @Ghaziwah.

Netizen menyebut kasus pembajakan ini sebagai serangan serentak, karena beberapa pihak yang diduga memberikan protes terhadap hasil TWK mengalami pembajakan akun.

Tidak hanya Novel Baswedan dan Sujanarko saja, namun seorang Pegiat Antikorupsi, Febri Diansyah, juga mengalami pembajakan akun Whatsapp.

Baca Juga: Akun WhatsApp Dibajak, Eks Jubir KPK Minta Perlindungan Data Pribadi

Kejahatan cyber ini diduga adalah buntut panjang dari vokalnya para tokoh ini dalam memberikan tanggapan dan protes terhadap hasil TWK yang dinilai tidak adil.

Seperti kita tahu bahwa Novel Baswedan dan Sujanarko adalah dua nama yang tidak lolos dalam TWK. Padahal keduanya memiliki prestasi yang membanggakan dalam memberantas korupsi.

Seperti Sujanarko yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden bernama Satyalancana Wira Karya pada tahun 2015.

“TWK itu remeh. Saya pernah dapat penghargaan dari Presiden. Selama KPK berdiri hanya tiga orang yang dapat. Mosok penghargaan ini kalah dengan tes abal-abal yang nggak jelas,” ujar Sujanarko dilansir dari Terkini.id -jaringan Suara.com.

Load More