SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta camat dan lurah kembali mendata Pondok Pesantren (Ponpes) yang akan kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hal itu disebabkan adanya klaster Covid-19 baru di Ponpes Bogor.
Menurut Bima Arya, hal itu bertujuan agar para santri menjalani test swab PCR, sebelum pelaksanaan PTM di Ponpes Bogor kembali dilaksanakan.
"Saat ini masih banyak santri pondok pesantren yang berada di kampung halamannya, karena pola belajarnya adalah PJJ (pembelajaran jarak jauh)," kata Bima Arya di Bogor, disitat dari Antara.
Bima Arya mengatakan hal itu karena salah satu pondok pesantren di Kota Bogor yang akan melaksanakan PTM, ternyata 32 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19.
Menurut Bima Arya, pengurus pondok pesantren di Kota Bogor yang hendak melaksanakan PTM agar melaporkan ke kantor Kementerian Agama Kota Bogor maupun ke kantor camat untuk didata.
Pengurus pondok pesantren di Kota Bogor, kata dia, harus memastikan para santrinya yang kembali dari kampung halaman setelah libur untuk menjalani tes swab PCR.
"Kalau tes swab PCR di kampung halamannya dan hasilnya positif agar menjalani perawatan lebih dulu sampai sembuh baru berangkat ke Kota Bogor," katanya.
Bima Arya selaku Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor menyoroti kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren, karena salah satu pesantren di Kota Bogor yang berencana melaksanakan PTM, ternyata 32 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19.
Kasus COVID-19 itu diketahui, bermula ketika pengurus Pondok Pesantren Bina Madani, di Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, mengusulkan untuk melaksanakan PTM.
Baca Juga: Rudy Susmanto Ingin Populerkan Aksara Sunda di Kabupaten Bogor
Pemerintah Kota Bogor menetapkan, sekolah dan pondok pesantren yang akan menjalankan PTM harus memenuhi persyaratan protokol kesehatan serta guru dan murid maupun ustadz dan santrinya bebas dari COVID-19.
Menurut Bima Arya, menindaklanjuti usulan tersebut, ketika Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setempat melakukan tes swab antigen kepada 398 santri di pondok pesantren tersebut, hasilnya 32 santri positif COVID-19.
Santri di pondok pesantren tersebut, kata Bimam tidak hanya berasal dari Kota Bogor dan sekitarnya, tapi ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan bahkan dari luar Jawa. [Antara]
Berita Terkait
-
Video Viral Kerusuhan di DPRD Kabupaten Bogor: Ini Fakta Sebenarnya
-
Fakta di Balik Pengakuan Viral Provokator Serang Mako Brimob: Catut Nama Anak TNI Agar Lolos
-
Konser Tanpa Kursi? Sunset di Kebun Raya Bogor Tawarkan Sensasi Piknik Musik Tak Terlupakan!
-
Mengerikan! Gerebek Remaja Tawuran, Polisi Klapanunggal Temukan Prostitusi Anak Sekolah
-
Dari Rumah Sultan Hingga Jeritan Istri: 6 Fakta di Balik Pembunuhan Sadis Kacab Bank
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Kenalan dengan Stade Brest, Dulu Rumah Franck Ribery Kini Jadi Hunian Mees Hilgers
-
Negara Tetangga Indonesia di Ambang Kekacauan, Potensi Kudeta Militer Mencuat
-
Core Indonesia Desak Pemerintah Koreksi Total Kebijakan Ekonomi, Batalkan Pajak & Pangkas Belanja
-
Netizen Cari Raffi Ahmad yang Mendadak Hening: Mana Suaranya, A?
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
Terkini
-
Cegah Anarkis Meluas, Puluhan Ormas Bogor Gelar Deklarasi Damai di Hadapan Bupati dan Forkopimda
-
4 Fakta Terungkap dari Provokator Brimob Cikeas yang Catut Nama Anak TNI
-
Provokasi Serang Mako Brimob Cikeas: 4 Orang Jadi Tersangka, Ada yang Bawa Sajam dan Bensin
-
6 Fakta Menarik di Balik Gelombang Demo Ricuh yang Guncang Indonesia
-
Diterpa Isu Mundur, Kapolri Jenderal Sigit Jawab Tegas: Kita Prajurit, Kapan Saja Siap