SuaraBogor.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur mulai melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi pengungsian korban longsor Cianjur, Minggu (20/6/2021) kemarin.
Langkah yang dilakukan PMI Kabupaten Cianjur ini merupakan bentuk antisipasi, menyebarnya virus Covid-19 pada klaster pengungsi korban longsor Cianjur.
Sekretaris PMI Kabupaten Cianjur, Hery Hidayat mengatakan, kegiatan penyemprotan disinfektan tersebut menyasar dua lokasi pengungsian dan sejumlah rumah warga.
“Selain dua tempat pengungsian, kami juga menyemprot 80 rumah yang terdampak longsor di Kampung Cingkeuk dan Kampung Babakan Cingkeuk, Desa Cibokor, Cibeber,” ujar Hery disitat dari CianjurToday.com -jaringan Suara.com, Senin (21/6/2021).
Baca Juga: Baitul Muslimin Indonesia Siap Kawal Penerapan Perbup Larangan Kawin Kontrak di Cianjur
Selain penyemprotan, PMI juga secara aktif melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah pengungsian. Sehingga dapat melaksanakan prokes dengan ketat dan disinsfeksi secara mandiri.
“Dengan melakukan hal tersebut, mudah mudahan rantai penularan Covid-19 tidak terjadi lagi. Terutama tidak ada lagi warga yang terdampak,” ucapnya.
Kegiatan penyemprotan pun sudah terlaksa sejak kemarin dan akan rutin dilakukan pertiga hari.
“Untuk kegiatan pada hari kemarin, turut hadir Camat, Kapolsek, Danramil, dan Kapus Cibeber,” jelasnya.
PMI Kabupaten Cianjur menurunkan sebanyak enam personel dan terbagi tugas masing-masingnya satu orang staf dan lima orang KSR.
Baca Juga: Korban Kawin Kontrak di Cianjur Kebingungan, Ditinggal Saat Hamil Mangaku Alami Kekerasan
“Termasuk menurunkan lima armada yaitu, satu unit mobil sprayer, empat mesin gendong otomatis, dengan kapasitas 700 liter disinfektan,” paparnya.
Sebelumnya, 56 orang pengungsi korban longsor di Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, terkonfirmasi positif Covid-19.
Munculnya kasus ini, menjadi klaster pengungsian korban bencana pertama di Kabupaten Cianjur.
Camat Cibeber, Ali Akbar menuturkan, temuan klaster pengungsian itu berawal dari salah seorang pengungsi yang mengeluhkan anosmia atau hilangnya penciuman.
Kemudian petugas pun melaporkan kejadian tersebut dan melaporkan swab test antigen dan hasilnya pun positif.
“Dari temuan pertama itu, kami langsung melakukan test pada 96 pengungsi lain yang berada di satu tempat pengungsian bersama pasien pertama tersebut,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Modus Iming-iming Kerja di Pemkab, Adik Bupati Cianjur Telak-telak Tipu Korban Rp500 Juta
-
Datangi The Nice Funtastic Park, Wisata Alam sekaligus Edukatif di Cianjur
-
Gempa 4.4 Magnitudo Guncang Sukabumi, Getarannya Terasa ke Bogor Hingga Garut
-
Fenomena Unik, Banyak Ikan Muncul Untuk Menghangatkan Diri di Pantai Selatan Cianjur
-
Kejar-kejaran 12 Kilometer! Cerdiknya 3 Remaja Putri Lumpuhkan Polisi Gadungan di Cianjur
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Bayu - Kang Mus Sebut Ada Pemotongan Bantuan di Sektor Kebudayaan Hingga 50 Persen
-
Debat Terakhir Pilbup Bogor, Rudy Susmanto: Kita Butuh Pemimpin Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi
-
Sosialisasikan Raperda P4GN, DPRD Kota Bogor Tampung Aspirasi Warga
-
Dari Lapangan Hijau ke Ruang Debat, Hati Rudy Susmanto 'Terbelah'
-
Tiga Tema Debat Kedua Pilbup Bogor, KPU: Fokus Adu Argumen Cawabup