SuaraBogor.id - Sekretaris Organisasi Angkutan Darat atau Organda Kota Depok, Hasyim mengaku dilema menjalankan PPKM Darurat, yang dimulai sejak 3 Juli 2021.
Dia menyadari bahwa PPKM Darurat yang diberlakukan di Depok, diperlukan untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Namun dia menilai, pemberlakuan aturan ini justru membuat kondisi pengemudi dan pengusaha transportasi umum yang sudah susah, makin susah seperti di Depok.
"Kami setuju ada PPKM Darurat, tapi seperti ada yang tidak singkron antara aturan dengan pelaksanaannya dilapangan," papar Hasyim kepada SuaraBogor.id, Kamis (8/7/2021).
Baca Juga: PPKM Darurat, Dinsos Karangasem Minta Masyarakat Tunda Urusan Administrasi
Persoalan utama yang disorot Hasyim adalah penyekatan lalu lintas (lalin) oleh aparat di ruas jalan utama di Depok.
Seperti diketahui, aparat gabungan dari unsur TNI, Polri, Satpol PP dan Dinas Perhubungan menyekat lalin di Jalan Margonda Raya, Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Parung.
Mereka bertugas menyaring kendaraan yang melintas berdasarkan kriteria yang dimuat dalam Keputusan Walikota Depok tentang PPKM Darurat Covid19.
Salah satu poin dalam Keputusan ini, transportasi umum diizinkan beroperasi dengan kapasitas paling banyak 70 persen dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Tapi faktanya, kata Hasyim, pengemudi transportasi umum langsung diminta putar balik atau tidak boleh lewat.
Baca Juga: Mengais Berkah di Tengah PPKM Darurat, Tukang Es Kelapa Muda Marema
"Padahal kami sudah melaksanakan pembatasan jumlah penumpang kok. Toh penumpang kendaraan umum juga paling hanya 1-2 orang," tukasnya.
Karena petugas langsung menyuruh putar balik, banyak pengemudi transportasi umum seperti bus kota dan mikrolet yang memilih lewat jalan kecil, menghindari penyekatan.
Hasyim mengakui, perbuatan pengemudi ini melanggar aturan karena keluar dari trayek yang sudah ditetapkan.
Meski demikian, Hasyim maklum dan tidak memberik sanksi apapun pada mereka.
Sebab, kata Dia, pengalihan rute ini justru menambah pengeluaran pengemudi dan pengusaha transportasi umum.
"Jadi sudahlah tidak ada penumpang, kami masih harus muter jauh. Belum lagi kalau terjebak macet setiap jam sibuk di titik-titik penyekatan," sambungnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Wakil Wali Kota Depok 'Rayu' DKI Jakarta: Belokin MRT ke Depok, Pak Wagub
-
Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
-
Soroti Kasus Jaksa Dibacok, KPK Bentuk Tim Khusus buat Lindungi Pegawai, Ini Tugasnya!
-
Taksiran Tarif Tukang di Jakarta, Bekasi, dan Depok 2025: Rp100 Ribu Cukup?
-
Urat Jari Putus, Detik-detik Pembacokan Pegawai Kejaksaan di Depok: Bermula Neduh di Warkop!
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Rebutan! DANA Kaget Spesial Malam Ini Hadir Lagi, Ada 3 Link Langsung Cair
-
Cara Kredit Kendaraan Bermotor di Bank Mandiri, Bisa Untuk Motor Bekas Atau Baru
-
10 Rekomendasi Film Action Mandarin Terbaik, Aksi Spektakuler yang Bikin Deg-degan!
-
Rekomendasi Pantai Terbaik untuk Healing Long Weekend
-
200 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Kini Contraflow Tol Jagorawi Dihentikan