Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 29 Juli 2021 | 17:44 WIB
Ambulan yang rencananya diperbaiki menggunakan potongan dana bansos masyarakat RW5, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok. [SuaraBogor.id/Immawan Zulkarnain]

SuaraBogor.id - Potongan dana bansos yang viral di Depok, akhirnya dikembalikan kepada masing-masing keluarga penerima manfaat (KPM).

Ada 231 KPM di RW5, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok yang dilakukan pemotongan. Dari hasil potongan tersebut terkumpul uang sebanyak Rp11,55 juta. Mereka dipotong Rp50 ribu per orang.

"Kami tidak mau persoalan ini berlarut-larut. Jadi kami kembalikan saja semua uangnya," kata Ketua RW 5 di Depok, Kuseri, Kamis (29/7/2021).

Dia menyebut, ada 251 KPM di lingkungannya. Namun hanya 231 KPM yang menerima, lalu 20 KPM sisanya dikembalikan ke Kantor Pos yang bertanggungjawab mendistribusikan Bansos.

Baca Juga: Gugatan David Tobing Soal Raffi Ahmad Diduga Langgar Prokes Ditolak Majelis Hakim PN Depok

"Sudah kami cari, tapi alamatnya tidak jelas. Jadi kami kembalikan," papar Kuseri.

Kuseri tidak menyangka uang Rp50.000 yang ia kutip akan menjadi masalah dan viral seperti sekarang.

Dia menjelaskan, kutipan bersifat sukarela untuk mendanai perbaikan ambulan warga yang sedang rusak.

"Kami hanya mohon bantuan untuk memperbaiki ambulan yang mau turun mesin dan ganti aki kok," imbuhnya.

Perbaikan ambulan membutuhkan dana sebesar Rp 6,5 juta. Sisanya, sambung Kuseri, akan digunakan untum membeli paket kain kafan.

Baca Juga: Berkas P21, M Totoh Penyuap Bupati Aa Umbara di Kasus Bansos Covid Segera Diadili

"Kami kan punya program kafan gratis untuk warga yang meninggal. Satu paket kafan, tikar dan wewangiannya itu bisa Rp 400 ribu-an," tuturnya.

Kuseri mengklaim bahwa pemotongan itu sudah mendapat persetujuan dari para ketua RT, tokoh masyarakat dan Satgas Covid-19 setempat.

Dia pun menegaskan bahwa uang tersebut bukan pemotongan Bansos, tapi hanya donasi yang rutin dilakukan warga lingkungannya.

"Kami berinisiatif agar ambulan bisa segera berjalan, karena memang sedang dibutuhkan. Kebetulan saja waktunya bersamaan dengan pencairan Bansos," jelas Kuseri.

Dia mengakui, persoalan ini sampai viral karena sosialisasi yang kurang maksimal dari pihaknya.

Sosialisasi hanya dilakukan secara lisan oleh para Ketua RT saat menyerahkan undangan pengambilan Bansos ke rumah KPM.

Mungkin, lanjutnya, ada warga yang tidak menerima info karena sedang tidak di rumah atau memang tidak mengerti.

"Bisa juga 100 orang suka (Tidak keberatan donasi), tapi 1 orang keberatan. Makanya jadi masalah. Tapi ini memang tanggungjawab saya," pungkasnya.

Seperti diketahui, seorang warga Depok mengadukan adanya pemotongan dana Bansos sebesar Rp50 ribu dari Rp600 ribu yang seharusnya di terima.

Aduan itu pun viral di media sosial sampai menarik perhatian media lokal dan media nasional beberapa hari terakhir.

Kontributor : Immawan Zulkarnain

Load More