SuaraBogor.id - Meski kasus Covid-19 di Cianjur menurun, namun ada saja masyarakat yang mengaku positif Covid-19 namun memilih untuk berdiam diri, dan tidak melaporkan hal itu ke petugas Covid-19 Cianjur.
Kasus ini terjadi di Cianjur, ada salah sejumlah warga yang memilih diam dan mengobati diri sendiri meski nyatanya terpapar Covid-19.
Fenomena ini terjadi bagi warga di hampir semua tingkatan, baik wilayah perkotaan, perkampungan, yang berpendidikan tinggi, ataupun berpendidikan rendah seperti di Cianjur.
Selain itu, ketakutan secara psikis juga dinilai akan berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Menurun, Cianjur Masuk ke PPKM Level 2
Salah satu contoh kasusnya dipaparkan oleh Ketua RT 05 RW 15, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Asriyanti membenarkan ada warga di lingkungannya yang lebih memilih diam dan mengobati diri sendiri, daripada harus tes PCR dan lapor ke Satgas Covid-19.
Sementara itu, para tetangganya sebagian besar telah mengetahui jika ada warga terpapar Covid-19, lantaran adanya laporan yang sampai ke RT maupun RW.
“Mereka cukup lapor ke saya saja sebagai Ketua RT, katanya minimal harus mengetahui di lingkungannya,” tutur Asriyanti, menyadur dari Ayobandung.com -jaringan Suara.com, Selasa (31/8/2021).
Cepat dan mudahnya informasi, ungkap Asriyanti, memudahkan masyarakat mengetahui jika dirinya terpapar atau tidak.
“Kebanyakan tahu terpapar atau tidak, cukup menghilangkan indra penciuman dan rasa,” tuturnya.
Baca Juga: Jokowi Bagi-bagi Kaos di Cirebon, Warga Rela Nyebur ke Selokan
Hal senada dikatakan Iman, warga Desa Sawahgede Kecamatan Cianjur. Istrinya terpapar Covid-19 usai hilangnya indra penciuman dan rasa, namun pihak keluarganya memilih untuk tidak melapor.
“Saya tidak lapor ke Satgas dan melakukan tes PCR, lebih memilih menyuruh istri saya diam di rumah, diberi obat sesuai yang dirasakan, vitamin, buah-buahan dan moyan, alhamdulillah dalam tiga hari sudah baik lagi,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Pergerakan Tanah Meluas di Kadupandak Cianjur, 63 Rumah Rusak, Ratusan Warga Mengungsi
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Modus Iming-iming Kerja di Pemkab, Adik Bupati Cianjur Telak-telak Tipu Korban Rp500 Juta
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
Terkini
-
Kereta Api Bawa Berkah, Pemkab Bogor dan KAI Jalin Kerja Sama Kembangkan Kawasan
-
Hasil Quick Count Pilkada Depok: Supian Suri-Chandra Rahmansyah Unggul 54,5 Persen
-
Akui Kekalahan, Mantan Ajudan Iriana Jokowi Ucapkan Selamat kepada Dedie A Rachim
-
Drama Kecelakaan di Bogor, Pajero Ugal-ugalan Tabrak Lari Lima Kendaraan, Satu Orang Luka Berat
-
KPU Kabupaten Bogor Salahkan Paslon 1 dan 2 Gara-gara Partisipasi Pemilih Turun?