Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Senin, 04 Oktober 2021 | 10:15 WIB
Ilustrasi Tawa Anak-anak. (Pixabay.com)

SuaraBogor.id - Anak-anak yang konsumsi sayuran sebanyak lima porsi atau lebih, memiliki kesehatan mental yang sangat baik. Hal ini merupakan hasil temuan studi baru dari para ahli.

Temuan yang terbit di jurnal BMJ Nutrition Prevention & Health ini mendorong para ahli untuk menyerukan pentingnya pola makan sehat demi meningkatkan kesehatan mental anak-anak.

"Sementara hubungan antara nutrisi dan kesehatan fisik dipahami dengan baik, sampai sekarang tidak banyak yang diketahui tentang apakah nutrisi berperan dalam kesejahteraan emosional anak-anak," jelas peneliti utama Profesor Ailsa Welch dari Sekolah Kedokteran Norwich University of East Anglia.

Tim Welch menganalisis 9.000 data anak-anak di 50 sekolah dasar dan menengah di seluruh Norfolk, Inggris.

Anak-anak melaporkan sendiri makanan pilihannya dan menjalani tes kesejahteraan mental, yang dinilai berdasarkan keceriaan, relaksasi, dan hubungan interpersonal.

Studi ini juga memperhitungkan faktor lain yang mungkin berdampak, seperti pengalaman buruk masa kanak-kanak dan situasi rumah, lapor The Guardian.

"Dalam hal nutrisi, kami menemukan hanya sekitar seperempat anak-anak SMP dan 28 persen anak SD yang melaporkan makan buah dan sayuran lima porsi sehari. Sementara satu dari 10 anak tidak makan buah atau sayuran," sambungnya.

Peneliti lainnya, Dr Richard Hayhoe dari Norwich Medical School UEA, menjelaskan bahwa terlihat sangat jelas hubungan antara makanan bergizi dan tingkat kesejahteraan mental pada anak-anak SMP.

"Anak-anak yang makan sarapan tradisional (sayuran dan buah) memiliki kesejahteraan yang lebih baik daripada mereka yang hanya makan camilan atau minum minuman," imbuh Dr Hayhoe.

Bahkan, kesejahteraan mental anak SMP yang hanya minum minuman berenergi untuk sarapan lebih rendah daripada anak yang tidak sarapan.

"Sebagai faktor yang dapat diubah dalam hal kesehatan, nutrisi merupakan target kesehatan masyarakat yang penting dalam strategi mengatasi kesejahteraan mental di masa kanak-kanak," tandas Welch.

Load More