SuaraBogor.id - Belum genap dua pekan ini, wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat diterjang bencana alam luar biasa.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, selama November ini ada sebanyak 91 bencana alam
Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan mengatakan, 91 bencana yang melanda Kabupaten Bogor itu rata-rata disebabkan oleh tingginya curah hujan dan angin kencang yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor dalam kurun waktu November ini.
Jika dirinci berdasarkan jenisnya, tanah longsor dan angin kencang menjadi dua bencana alam yang paling sering terjadi di Kabupaten Bogor pada periode November ini.
"Dari 91 bencana alam yang terjadi di Kabupaten Bogor, terdiri dari 39 longsor, 35 angin kencang, 9 banjir, 4 pergeseran tanah dan 4 bencana lainnya masuk dalam kategori lain-lain," katanya, menyadur dari Ayojakarta -jaringan Suara.com, Jumat (12/11/2021).
Yani Hassan mengatakan, selain melakukan mitigasi bencana pihaknya juga menyiagakan 105 personel yang ditugaskan untuk bersiaga setiap hari.
Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi lainnya dalam upaya mitigasi bencana tersebut. Di musim penghujan ini, seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana seperti banjir, longsor atau terkena angin puting beliung.
Sehingga pihaknya pun harus membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) agar dapat bertindak cepat untuk mengantisipasi bencana yang terjadi.
"TRC itu personelnya ada 105 orang yang dibagi menjadi tiga regu. Mereka terus bersiaga untuk mengantisipasi bencana yang terjadi, apalagi saat ini sudah mulai memasuki musim hujan," paparnya.
Dalam melakukan mitigasi bencana ini, BPBD pun memasang CCTV dibeberapa lokasi yang dianggap rawan banjir. Sehingga wilayah-wilayah yang menjadi langganan banjir pun dapat terminimalisir.
"Tahun ini kita mendapatkan bantuan 8 CCTV yang sudah dipasang dilokasi rawan. Karena di Bogor ini cukup banyak wilayah yang menjadi rawan banjir, termasuk Kecamatan Cibinong," ungkapnya.
Sementara itu, untuk daerah longsor BPBD pun telah memasang tiang sensor dibeberapa lokasi yang menjadi wilayah rawan. Seperti Kecamatan Sukajaya, Cigudeg dan beberapa yang lainnya. Sehingga jika terjadi pergerakan tanah, BPBD dapat memantaunya dan melakukan antisipasi.
"Jadi dengan tiang itu kita bisa pantau, dengan melihat tiang sensor. Jika tiang itu terus bergerak nantinya akan ada informasi yang masuk ke kami untuk kami teruskan sebagai antisipasi dini potensi bencana," tutupnya
Berita Terkait
-
Akses Wisata Sriharjo Putus Lagi, Jalan Desa Amblas Usai Hujan Deras
-
Gunung Semeru Masih Keluarkan Lava Pijar, Aktivitas Vulkanik Meningkat
-
Banjir Meluas di Padang Pariaman, Ribuan Rumah Terendam
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 25 November 2025: BMKG Peringatkan Hujan & Angin Kencang
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
Terkini
-
Bupati Bogor Tunda Aksi Besar di Pemkab! Pengisian Jabatan Eselon II Digeser, Ada Apa?
-
Rp6.500 Per Kg Gabah dan Pupuk Turun 20 Persen: Jurus Prabowo Bikin Petani Bogor Cuan Gila-Gilaan
-
Siap Diajak Healing ke Gunung: 4 Rekomendasi Mobil Bekas 'Badak' yang Kuat Nanjak
-
Update Forensik Kasus Alvaro: Polisi Temukan 5 Sampel Tulang Termasuk Rahang Bawah di Tenjo
-
BRI Pacu Penyerapan KUR Mikro Rp160 Triliun pada 2025, Siap Perluas Pembiayaan UMKM