Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 17 November 2021 | 19:34 WIB
Jembatan Merah [Istimewa]

SuaraBogor.id - Warga Bogor tentunya sudah tidak asing lagi dengan Jembatan Merah. Ternyata ada fakta menarik yang belum diketahui banyak orang, karena konon katanya jembatan ini dibangun dari susunan batu bata yang berwarna merah.

Julukan Jembatan Merah pun disematkan oleh Belanda sejak tahun 1880an dengan nama lain Rode Brug yang artinya Jembatan Merah.

Hal tersebut tertuang dalam caption unggahan @infobogor_news yang memperlihatkan penampakan Jembatan Merah dari masa ke masa.

Terlihat perbedaan yang cukup mencolok dari pemandangan Jembatan Merah tempo dulu dan saat ini. Suasana dan sekitaran Jembatan tempo dulu masih lengang bahkan sepi, dengan bangunan lama yang juga tak begitu banyak disekelilingnya, masih banyak pepohonan yang menjuntai.

Baca Juga: Daftar Negara yang Lolos ke Piala Dunia 2022 dan 4 Berita Bola Terkini

Jembatan yang menghubungkan Jalan Kapten Muslihat, Jalan Merdeka dan Jalan Panaragan, Kota Bogor ini melintasi Sungai Cipakancilan.

Jembatan Merah [Istimewa]

Jembatan Merah adalah salah satu ikon bersejarah bagi Kota Bogor yang merupakan saksi perjuangan tentara BKR melawan Penjajah Belanda pada masa itu.

Para pejuang Indonesia memasuki Kota Bogor melalui jembatan ini untuk menyerang markas Tentara Belanda yang ada di Jalan Bantammerweg (Kini menjadi Jalan Kapten Muslihat).

Pada masa orde baru, jembatan merah juga pernah berubah warna saat persaingan antar tiga partai politik. Berubah menjadi warna kuning, hijau dan merah yang merupakan warna perwakilan dari ketiga partai politik.

Namun setelah runtuhnya rezim Orde Baru, warna jembatan ini dikembalikan keasalnya yakni berwarna merah.

Baca Juga: 198 Warga Terkena Dampak Bencana Pergeseran Tanah di Sukamakmur Bogor

Jembatan Merah kini telah berusia 134 tahun, berdiri kokoh membentang sepanjang 30 meteran dengan lebar kurang lebih 15 meter. Pada kedua sisi terdapat tulisan Jembatan dan Merah di sisi lainnya.

Pemandangan Jembatan Merah masa kini lebih dipadati masyarakat dan lalu lintas yang padat merayap.

Kontributor : Ririn Septiyani

Load More