SuaraBogor.id - Jumlah kasus positif Covid-19 pada masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) atau klaster PTMT di Depok kembali bertambah.
Berdasarkan data yang dipublikasikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, terdapat penambahan 103 kasus positif Covid-19 dalam sehari kemarin, Rabu (17/11/2021).
Dari jumlah ini, 84 diantaranya merupakan siswa, guru dan tenaga kependidikan yang terpapar di sekolah selama pelaksanaan PTMT.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebutkan, klaster PTMT paling banyak berasal dari Kecamatan Pancoran Mas.
“Paling banyak dari Pancoran Mas. Ada SD, SMP dan MTS, tapi jumlahnya merata diantara 3 jenjang ini. Tidak ada yang mendominasi,” ungkap Dadang pada wartawan, Kamis (18/11/2021).
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok ini, klaster PTMT bermuara dari klaster keluarga.
“Awalnya dari klaster keluarga. Orang tuanya merupakan pekerja commuter yang bekerja di luar depok. Mereka menularkan pada anaknya. Dari anaknya, di sekolah, menularkan pada teman-teman dan gurunya,” beber Dadang.
Dadang menegaskan, pihaknya akan memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di masa PTMT. Baik itu prokes untuk sekolah, siswa maupun orang tua.
“Untuk saat ini, kami berikwan waktu 10 hari guna mengecek kembali Prokes PTMT dan melanjutkan swab antigen acak terhadap seluruh siswa. Kementerian kesehatan juga akan membantu swab antigen secara keliling,” kata Dadang.
Sebetulnya, lanjut dadang, prokes di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTMT sudah ketat.
Namun kata Dia, ada beberapa momen kerumunan yang sulit dihindarkan yang rawan menjadi titik penularan Covid-19. Salah satunya, kerumunan ketka antar jemput.
“Ketika mengantar dan menjemput anak-anak. Ini yang perlu mendapat perhatian dari kita semua,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemkot Depok menghentikan secara terbatas PTMT selama 10 hari ke depan mulai Jumat hingga Senin, 19-29 November 2021.
Penghentian PTMT dilakukan demi menjamin keselamatan anak dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di masa PTMT.
“Ini ikhtiar kita dari Pemkot depok. Kepada seluruh warga, kami mohon izin dan mohon maaf demi keselamatan kita bersama,” pungkas Dadang.
Berita Terkait
-
Miliano Jonathans Langsung Dipepet Kader Gerindra, Mau Diajak Jalan-jalan
-
Banjir Kepung Depok, Jalan Margonda dan Jalan Sentosa Terendam, Lalu Lintas Lumpuh
-
Dedi Mulyadi Minta Wali Kota Depok Minta Maaf, Buntut Bolehkan Mobil Dinas untuk Mudik
-
Bolehkan ASN Mudik Pakai Mobil Dinas, Wali Kota Depok Bisa Dijerat UU Tipikor?
-
Izinkan Mobil Dinas untuk Mudik, Wali Kota Depok Bisa Diperiksa dalam Kasus Korupsi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?
-
Mengapa Truk Box Itu Gagal Menanjak? Misteri Penyebab Rem Blong di Tanjakan Ciampea Renggut Nyawa
-
Bentrok Kepentingan Tanah Desa vs Utang BLBI, Mendes Yandri Desak Keputusan Berani Pemerintah
-
Membongkar Strategi CIMB Niaga Bogor: Bukan Hanya Pinjaman, Tapi Garansi Bisnis Berkelanjutan
-
Lelang Tanah 800 Hektare Akibat 'Dosa Masa Lalu': Dua Desa Kuno di Bogor Jadi Tumbal Skandal BLBI