Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 29 November 2021 | 11:04 WIB
Suasana aksi reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Senin (2/12/2019). Reuni tersebut digelar untuk lebih mempererat tali persatuan umat Islam dan persatuan bangsa Indonesia. ANTARA FOTO/Aruna/Adm/ama. (ANTARA FOTO/ARUNA)

SuaraBogor.id - Novel Bamukmin menanggapi tudingan bahwa kegiatan reuni 212 didanai oleh ormas terlarang yakni Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Tentunya hal itu dibantah secara tegas olehnya.

Bahkan, dia juga menyebutkan kelompok yang menentang reuni adalah komunis gaya baru yang hadir di Indonesia.

“Kelompok yang anti terhadap reuni 212 itu jelas kelompok pendukung atau memang penista agama yang dibungkus agama, padahal aslinya hanya komunisme,” ujar Novel mengutip dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Senin (29/11/2021).

Pegiat media sosial media, Chusnul Chotimah turut menanggapi, bahwa pernyataan Wakil Sekretaris Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin yang menyebut para penentang Reuni 212 adalah penista agama.

Baca Juga: Beri Respons Menohok soal Reuni 212, Ketua MUI Cholil Nafis: Acaranya Tidak Penting

Ia menyindir apakah Novel Bamukmin bermaksud mengatakan bahwa agama kelompoknya adalah Reuni 212.

“Tolak reuni 212 = penista agama. Maaf ini maksudnya agama mereka reuni 212?” kata Chusnul Chotimah melalui akun Twitter pribadinya pada Minggu, 29 November 2021.

Sebelumnya juga, Novel Bamukmin bahwa mengatakan bahwa kelompok yang menolak Reuni 212 itu punya niatan mengganti Pancasila.

“Mereka ingin mengganti dengan trisila dan ekasila melalu RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila),” tegasnya.

Sebelumnya, dalam keterangan berbeda pada Senin, 1 November 2021, Novel Baswedan sempat membeberkan tuntutan utama Reuni 212 tersebut.

Baca Juga: Reuni 212 Bukan Hanya Milik Umat Islam, Ini 3 Alasannya

Adapun salah satu tuntutan utama yang akan disuarakan adalah kebebasan pendiri FPI, Muhammad Rizieq Shihab.

Selain itu, PA 212 juga akan menyuarakan kasus penembakan enam laskar FPI yang belum tuntas hingga saat ini.

“Tujuh juta orang akan hadir karena massa 212 sudah kangen untuk reuni dan dengan momen yang sangat penting, yaitu untuk membebaskan Imam Besar Habib Rizieq Shihab, serta usut tuntas pembantaian enam laskar FPI,” kata Novel Bamukmin.

“Karena massa 212 sudah (banyak) yang kangen untuk reuni dan dengan momen yang sangat penting,” tambahnya.

Load More