SuaraBogor.id - Masyarakat Sunda menyebutkan bahwa pernikahan dengan suku Jawa dilarang. Mitos itu nampaknya masih terus booming hingga detik ini.
Mengulas hal tersebut, mitos larangan pernikahan orang sunda dan Jawa itu dilatarbelakangi Perang Bubat.
Perang ini terjadi pada masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda atau sekitar abad ke-14 Masehi.
Menyadur dari Solopos -jaringan Suara.com, Perang Bubat diawali dari ambisi Mahapatih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit yang ingin mempersatukan Nusantara, sesuai dengan isi Sumpah Palapa yang dia pegang.
Namun saat itu, Kerajaan Sunda bernama Pakuan Pajajaran yang berada di Jawa bagian barat menolak takluk hingga akhirnya membuat perselisihan besar antara kedua kerajaan tersebut.
Berbagai upaya mediasi, salah satunya melalui diplomasi telah dilakukan oleh kedua belah pihak kerajaan, namun upaya tersebut sia-sia karena perselisihan masih terjadi dan penyebab utamanya berasal dari sang Mahapatih Gadjah Mada.
Hingga akhirnya timbulah cerita romansa yang datang dari dua insan masing-masing kerajaan. Mereka adalah Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit dan Dyah Pitaloka Citraresmi, seorang putri Kerajaan Negeri Sunda yang dipimpin oleh Prabu Maharaja Linggabuana.
Dihimpiun dari Wikipedia, dikisahkan Prabu Hayam Wuruk berniat mempersunting Putri Dyah Pitaloka Citraresmi.
Ketertarikan Hayam Wuruk terhadap Dyah Pitaloka Citraresmi diawali dari sebuah lukisan yang menggambarkan putri kerajaan Sunda tersebut di Kerajaan Majapahit.
Lukisan tersebut dibuat oleh seorang seniman bernama Sungging Prabangkara.
Niat Hayam Wuruk ini direstui oleh Kerajaan Majapahit dengan tujuan menaklukan Kerajaan Sunda melalui pernikahan.
Baca Juga: Abaikan Polemik dengan Wenny Ariani, Rezky Aditya Ucap Syukur Menikah dengan Citra Kirana
Oleh karena persetujuan dari keluarga kerajaan, Hayam Wuruk mengirim surat kepada Maharaja Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka Citraresmi. Upacara pernikahan rencananya dilakukan di Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi, strategi Kerajaan Majapahit terkait penaklukan Kerajaan Sunda ini sudah tercium oleh Patih Kerajaan Sunda, Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati.
Dia menilai pernikahan itu sebagai jebakan diplomatik karena saat itu Kerajaan Majapahit hendak berekspansi hingga menguasai Kerajaan Dompu di Nusa Tenggara.
Selain itu juga tidak lazim jika pihak calon pengantin wanita yang harus menghampiri calon mempelai pria.
Karena alasan garis keluarga yang dimiliki dari kedua belah pihak, Linggabuana tetap berangkat ke Majapahit bersama rombongan dari Kerajaan Sunda dan diterima oleh Kerajaan Majapahit dengan ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.
Dalam pertemuan dari dua kerajaan ini timbul konflik akibat kesalahpahaman, Mahapatih Gadjahmada menganggap kedatangan Prabu Maharaja Linggabuana adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit.
Tag
Berita Terkait
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Kris Dayanti Ungkap Konsep Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel
-
Dijadwalkan 2026, Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel Usung Konsep Tiga Budaya
-
Tunda Nikah karena Finansial? Psikolog Validasi Perasaan Gen Z
-
Anthony Xie Tak Mau Bantah, Warganet Makin Yakin Rumah Tangga dengan Audi Marissa Bermasalah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
4 Kelebihan Sepeda MTB untuk Bapak-Bapak dan Rekomendasi Harga 2025
-
Pria Diduga 'Bank Keliling' Ditemukan Tewas di Gubuk Rumpin, Polisi Ungkap Dugaan Penyebabnya
-
Puncak Bogor Segera Punya Jalan Alternatif Baru! Ini Proyek Rudy Susmanto yang Dimulai 2026
-
Berkontribusi Dukung Asta Cita, BRI Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS
-
Pembangunan Koperasi Merah Putih Bogor Haram Beli Lahan Baru, Kajari: Kita Pakai Aset Desa