Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 05 Desember 2021 | 17:54 WIB
Susi Pudjiastuti [YouTube: Deddy Corbuzier]

SuaraBogor.id - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut menyoroti kasus dicoretnya mahasiswa Unsri (korban pelecehan seksual) dari daftar yudisium.

Video yang memperlihatkan seorang mahasiswi korban pelecehan seksual dosen protes namanya dicoret dari daftar yudisium itu viral di media sosial.

Susi sapaan akrabnya turut menyoroti dalam akun Twitter pribadinya. Bahkan, dia kembali me retweet video unggahan pada akun @palembanginformasi.

"Kita harus stop kebodohan & ketidakadilan seperti ini !!!!," tulisnya, dikutip Suarabogor.id, Minggu (5/12/2021)

Baca Juga: Ditangkap Polisi Gegara Video Ekshibisonis di Bandara YIA , Siapa Siskaeee?

Dalam video tersebut, tampak seorang wanita datang memasuki gedung.

Di dalam ruangan tersebut terdapat sejumlah mahasiswa yang sedang melakukan yudisium.

Tak hanya itu, terdapat sejumlah dosen dan pejabat kampus yang menghadiri acara tersebut.

Wanita yang memakai kebaya berwarna merah muda itu langsung masuk dan berteriak secara lantang.

Dirinya protes karena yudisiumnya dibatalkan oleh dekanat fakultas.

Baca Juga: Pengakuan Korban Pelecehan Seksual Kaprodi di Unsri, Pelaku Kirim Pesan Tanya Ukuran Bra

Wanita tersebut kemudian berjalan ke depan podium untuk mengungkapkan kekecewaannya.

Rupanya, sejumlah mahasiswa lain yang mengetahui hal tersebut ikut membantunya.

Mereka ikut mempertanyakan permasalahan tersebut sehingga nama wanita itu dicoret dari daftar yudisium.

Seorang mahasiswa kemudian naik ke mimbar dan memprotes aksi dekanat yang mencoret nama mahasiswi dari daftar yudisium.

"Namanya tidak ada, ada apa ini," ujar pria tersebut.

Namun mahasiswa yang menyuarakan protesnya diminta turun oleh pihak kampus.

"Nggak gini caranya, nggak gini," kata seorang bapak-bapak.

Dalam video tersebut, suasana terlihat ramai dan heboh. Mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual dosen cabul itu tak terima namanya dicoret dari daftar yudisium.

Dirinya mengaku sudah memenuhi segala syarat administrasi dan mata kuliah untuk melakukan yudisium.

Akan tetapi, dirinya justru mendapatkan perlakuan tak adil dari pihak kampus.

Seperti diketahui, mahasiswi korban pelecehan seksual melaporkan dosennya ke polisi.

Setelah itu dirinya mendapatkan kabar bahwa namanya dicoret dari daftar yudisum. Padahal, dua hari sebelumnya ia sudah mendapatkan undangan untuk menghadiri acara yudisium.

Load More