Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 17 Januari 2022 | 12:23 WIB
Tangkapan layar skatepark di alun-alun Kota Depok dipenuhi balita [Instagra,]

SuaraBogor.id - Pegiat olahraga ekstrem seperti skateboard dan sepeda BMX mengeluhkan kondisi area berman skateboard atau skatepark di alun-alun Kota Depok, Jawa Barat.

Mereka mengeluh karena tidak bisa menggunakan skatepark yang dipenuhi balita dan anak kecil bermain bersama orang tuanya, Minggu (16/1/2022).

Kepala UPTD Taman Hutan Raya (Tahura) DLHK Kota Depok, Lintang Yuniar Pratiwi memberi tanggapan atas keluhan ini.

Lintang menyebut, skatepark memang selalu dipenuhi anak-anak yang bermain bersama keluarganya setiap akhir pekan.

Baca Juga: Viral Perempuan Gendong Balita Nangis Minta Belas Kasihan Usai Ketahuan Mencuri, Netizen: Kasihan Tapi Mau Gimana Lagi

“Karena antusias dan intensitas pengunjung alun-alun mencapai puncaknya di Sabtu dan Minggu,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/1/2022).

Karena kondisinya yang tidak mungkin digunakan pada akhir pekan, Lintang menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan komunitas-komunitas olahraga ekstrim.

Dia telah meminta pegiat olahraga ekstrim di masing-masing komunitas untuk bermain di hari kerja.

“Kemarin sudah koordinasi dengan komunitas tersebut, untuk fasilitas (skatepark) weekend belum bisa. Mereka kami persilahkan bermain di weekdays,” beber Lintang.

Pegiat olahraga ekstrim terpaksa diminta mengalah karena DLHK kerap kewalahan menghadapi banyaknya pengunjung yang datang dan bermain di skatepark pada akhir pekan.

Baca Juga: Maling Ayam Langsung Dihukum, Netizen Minta Maling Duit Rakyat Diperlakukan Seperti Ini

“Mengingat kondisi pengunjung yang luar biasa, takut menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Lintang.

Menurut Lintang, pihaknya selalu memberi peringatan tentang potensi bahaya bagi anak-anak yang bermain di sekitar skatepark.

Peringatan ini biasa disampaikan melalui pengeras suara dan spanduk yang terpasang di sekeliling skatepark.

“Anak-anak atau orang yang tanpa keahlian dan pendampingan dilarang menggunakan fasilitas tersebut. Tapi memang (pengunjung) sulit dikendalikan karena saking banyaknya,” tandasnya.

Kontributor : Immawan Zulkarnain

Load More