Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 05 Februari 2022 | 11:27 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Taman Ekspresi, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (24/11/2020). [Suara.com/Andi Ahmad Sulaendi]

SuaraBogor.id - Sebaran kasus Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat terus meningkat. Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya meminta semua rumah sakit (RS) untuk siaga 30 persen tempat tidur bagi pasien COVID-19.

Menurut Bima Arya, 30 persen tempat tidur untuk pasian Covid-19 ini sesuai dengan prioritas gejala sedang dan berat yang membutuhkan perawatan intensif.

"Kami sudah ambil langkah cepat memastikan pelayanan kesehatan yang baik bagi pasien COVID-19 yang sekarang datanya memang melonjak," kata Bima Arya.

Menurutnya, langkah cepat tersebut dilakukan dengan mengumpulkan pimpinan rumah sakit dan jajaran Dinas Kesehatan untuk memastikan kesiapan tempat tidur pasien untuk rawat inap pada Kamis (3/1).

Sesuai instruksi Menteri Kesehatan (Menkes) yang diturunkan kepada Gubernur Jawa Barat, Pemerintah Kota Bogor juga sesegera mungkin melakukan upaya mengatur kecukupan ketersediaan fasilitas kesehatan.

Bima Arya pun telah meminta data-data terbaru ketersediaan tempat tidur rumah sakit di bawah koordinasi Dinas Kesehatan yang berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), konversi tempat tidur minimal 30 persen.

Disamping itu, ia memastikan komposisi pasien yang dirawat di rumah sakit sesuai kondisi klinis yang secara berkala dicek untuk mengetahui tingkat keterpaparan pasien.

Hal itu karena kondisi saat ini menurutnya terjadi secara cepat dan di luar prediksi, sehingga persiapan rumah sakit dari berbagai aspek harus diperhatikan secara benar.

“Kami ingin memastikan tidak ada pasien yang ringan tetapi dilakukan rawat inap,” katanya.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menambahkan, persiapan secara menyeluruh dari berbagai aspek harus dilakukan seluruh rumah sakit di Kota Bogor.

Baca Juga: Pemko Batam Keluarkan Aturan Baru Terkait Isolasi Bagi Pasien Covid-19

Di antaranya menyediakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen konversi dengan evaluasi harian, menyiapkan fasilitas ICU untuk isolasi COVID-19.

“Saat ini angka tempat tidur dan ICU masih di 18 persen. Kemudian obat-obatan, oksigen, tenaga kesehatannya, beban dan pengaturan SDM-nya itu penting, agar pengalaman yang sudah-sudah tidak terulang lagi,” ujarnya.

Retno sapaan akrabnya menyatakan, pasien COVID-19 dengan kriteria orang tanpa gejala (OTG) dan ringan, cukup menjalani isolasi mandiri atau ke pusat isolasi terpadu.

Kemudian, bagi masyarakat yang mampu secara ekonomi terpapar COVID-19 bisa menjalani isolasi mandiri di hotel yang bekerja sama dengan rumah sakit berkoordinasi Dinkes Kota Bogor.

“Pemantauan tetap dilakukan Dinkes. Rumah sakit boleh kerja sama dengan hotel untuk OTG dan gejala ringan berkoordinasi dengan Dinkes,” katanya. [Antara]

Load More