Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 10 Februari 2022 | 20:41 WIB
ustas Adi Hidayat. [ustaz Adi Hidayat / YouTUbe]

SuaraBogor.id - Belangangan ini publik dihebohkan polemik soal tuhan bukan orang arab. Kekinian, pegiat media sosial memberikan jawaban soal pernyataan Ustaz Adi Hidayat.

Hal tersebut ditanggapi Eko Kuntadhi melalui akun Twitter pribadinya.

Menurut Eko Kuntadhi, pernyataan yang dilontarkan Ustaz Adi Hidayah atau UAH merupakan peetanyaan yang salah.

“Bikin pertanyaan aja salah. Kalau pertanyaannya salah, gak akan ada jawaban yang benar,” ujar Eko Kuntadhi, mengutip dari Terkini -jaringan Suara.com, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Jenderal Dudung Dilaporkan Gara-gara Tuhan Bukan Orang Arab, MUI: Doa Bisa Pakai Bahasa Daerah Masing-Masing

Untuk diketahui, Ustad Adi Hidayat atau yang bisa disapa UAH sempat menanggapi pernyataan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan pemikir Islam Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang menyebut Tuhan bukanlah orang Arab.

Menurut UAH, ada logika berpikir yang salah dari pernyataan tersebut. Karena itu, UAH kemudia bertanya, jika Tuhan bukan orang Arab, lantas Tuhan orang mana?

“Sekarang kita baca dengan nalar dulu. Ini bisa kita uji dengan pertanyaan. Jadi, menguji benarnya pernyataan salah satunya dalah ilmu logika dengan pertanyaan,” ujar UAH.

“Salah satu contohnya Anda mengutip pernyataan Tuhan bukan orang Arab, lantas orang mana? Bisa terjawab gak?” sambungnya.

Menurutnya, jika pertanyaan tersebut tak bisa dijawab, berarti apa yang disampaikan Dudung dan Cak Nun sejatinya tidak benar.

Baca Juga: Klarifikasi Natasha Wilona soal Heboh Masuk Islam Dibimbing Gus Miftah

“Kalau itu melahirkan kebingungan, maka pernyataan yang dibangun rapuh, karena sifat akan itu mengejar hingga bisa ditangkap dengan nalar dianggap sebagai kewajaran dan dengan kewajaran itu ditransformasikan kepada jalan pikiran kita dan membimbing ekspresi tubuh kita untuk bersikap,” tegasnya.

UAH menegaskan, karena dengan batu uji pertanyaan tersebut membuat pernyataan menjadi rapuh. Maka, pernyataan tersebut mengandung premis yang rapuh.

“Premis yang pertama dibangun itu keliru ketika digabungkan. Tuhan itu memang bukan orang. Tuhan itu harus lepas dari nilai keorangan, kemudian memang tidak ada kaitannya dengan etnis,” ungkapnya.

Load More