Seperti anjuran Nabi Muhammad, puasa ayyamul bidh harus selalu dirutinkan setiap bulannya. Puasa ayyamul bidh disebut juga dengan puasa hari-hari putih.
Anjuran untuk berpuasa hari-hari putih tersebut dijelaskan langsung oleh Rasulullah:
“Rasulullah biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriah). Dan beliau bersabda, "Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun." (HR. Abu Daud)
4. Perbanyak Berdzikir
Salah satu keutamaan berdzikir adalah memperberat timbangan di akhirat, mendatangkan pahala, dan dicintai Allah.
“Aku membaca subhaanallah wal hamdulillah walaailaaha illallahu wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah dan Allah Maha Besar). Bacaan itu lebih aku sukai daripada mendapat kekayaan sebanyak apa yang di bawah sinar matahari.” (HR.Muslim).
“Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan dan berat di timbangan: (yaitu bacaan) subhaanallah wabihamdihi subhaanallahil adzim.” (HR Bukhari)
Selain itu juga melalui riwayat hadits di bawah ini:
“Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: subahanallah wa bihamdihi seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim)
Baca Juga: Peroleh Pahala Lebih, Berikut 5 Amalan Bulan Safar yang Bisa Dilakukan oleh Umat Muslim
5. Salat Dhuha
Salat Dhuha adalah ibadah di pagi hari yang akan melancarkan rejeki. Dalam hadits diriwayatkan,
“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya. Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud).
6. Mengajak Pada Kebaikan
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)
Berita Terkait
-
Dikenal Sebagai Bulan Sial, Padahal Ini 5 Keutamaan Bulan Safar yang Perlu Diketahui Umat Islam
-
Memiliki Makna Tersendiri, Ini 4 Keutamaan Bulan Safar dalam Islam
-
Peroleh Pahala Lebih, Berikut 5 Amalan Bulan Safar yang Bisa Dilakukan oleh Umat Muslim
-
Bacaan Doa Bulan Safar, Termasuk Doa Perjalanan di Bulan Tersebut
-
Bukan Bulan Sial, Ini Arti dan Keutamaan Bulan Safar
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Guncangan M 2,3 di Bogor Pagi Kemarin, Ini Penjelasan BMKG tentang Kekuatan Sebenarnya
-
Inilah Jam-Jam Penentu One Way di Puncak 5 Oktober 2025, Jangan Sampai Rencana Liburan Anda Hancur!
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?
-
Mengapa Truk Box Itu Gagal Menanjak? Misteri Penyebab Rem Blong di Tanjakan Ciampea Renggut Nyawa
-
Bentrok Kepentingan Tanah Desa vs Utang BLBI, Mendes Yandri Desak Keputusan Berani Pemerintah