Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 23 Februari 2022 | 12:22 WIB
Lapak pedagang tempe dan tahu di Pasar Kebon Jahe Kota Bogor kosong tanpa ada aktivitas berjualan selama mogok massal 21-23 Februari 2022. (ANTARA/Linna Susanti)

Sementara, para pedagang di Warung Jambu juga menyebut tidak menjual tempe dan tahu karena memang tidak ada pengiriman dari perajin.

Seorang pedagang bernama Soleh mengatakan mogok memang telah diinformasikan selama tiga hari, sehingga dirinya juga tidak mendapatkan barang tersebut hingga saat ini.

"Saya kan yang jualan saja, kalau tidak ada mau apa yang dijual," katanya.

Pun juga pedagang di Pasar Baru Bogor Tohir mengaku biasanya juga menjajakan tempe tahu yang selama tiga hari ini tidak ada yang mengirim. "Silakan dicari lapak lain juga tidak ada," ujarnya.

Baca Juga: Perajin Tempe di Jogja Tetap Produksi meski Harga Kedelai Tinggi, Ukurannya Diperkecil

Menindaklanjuti surat Puskopti Jabar Nomor 002/K/Puskopti-JBR tanggal 14 Februari 2022 tentang pemberitahuan mogok produksi dan jualan tempe serta tahu, Primmkopti Kota Bogor mengeluarkan pemberitahuan mogok produksi dan jualan tempe dan tahu yang ditandatangani ketuanya Muchtar Shatrie, sekretaris Yayang Taryono dan bendahara Suherman.

Surat Primkopti pun berisi tiga poin yakni kepada para perajin dan pedagang tempe dan tahu untuk melakukan mogok massal sebagai bentuk solidaritas.

Para pedagang tempe tahu diharapkan dapat menyesuaikan harga jual sesuai dengan kenaikan harga kedelai yang dialami para perajin saat ini.

Surat itu pun menuliskan permohonan maaf atas ketidaknyamanan masyarakat atas situasi dan kondisi tersebut. [ANTARA]

Baca Juga: Sikapi Harga Kedelai Meroket, Menteri Perdagangan Sebut Bakal Tetapkan Harga Acuan

Load More