Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 22 Maret 2022 | 11:05 WIB
Rara Pawang Hujan melakukan do'a bersama anak yatim di Mesjid Gunung Pujut. (Instagram/@motogp)

SuaraBogor.id - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan aksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika pada ajang MotoGP, Minggu (20/3/2022).

Bahkan, aksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika itu menjadi sorotan dunia, namun ada sebagian orang yang menganggap bahwa aksi Rara adalah musyrik.

Nah, kekinian Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan terkait hujan berhenti saat perhelatan event balap di Mandalika, karena memang durasinya sudah selesai.

Hujan berhenti bukan karena aksi pawang hujan. Namun sesuai prediksi, hujan memang diperkirakan selesai pada sore hari.

Baca Juga: Modifikasi Udara dan Cuaca Tanpa Campur Tangan Pawang Hujan

BMKG menyebut pawang hujan itu merupakan kearifan lokal yang sulit dibuktikan secara sains.

“Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintis itu sulit untuk dijelaskan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, mengutip dari Terkini -jaringan Suara.com, Selasa (22/3/2022).

Guswanto mengungkapkan BMKG memiliki prediksi tersendiri terkait prakiraan cuaca. Sebelumnya, BMKG telah memprakirakan akan terjadi hujan di Mandalika dengan intensitas ringan hingga lebat pada 17-20 Maret 2022.

“Namun untuk BMKG sendiri sebenarnya memiliki (prakiraan) sendiri. Kalau kita lihat fenomenanya kemarin sejak 3 hari yang lalu tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat,"

"Kemudian tanggal 20 diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit siklon tropis 93F yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika,” ujarnya.

Baca Juga: Profil Rara Isti Wulandari, Pawang Hujan Mandalika yang Menuai Pro Kontra

Meskipun ada momen hujan berhenti saat pawang hujan bekerja, Guwanto mengatakan itu merupakan kebetulan. Dia mengatakan hujan berhenti karena faktor durasi hujan yang sudah selesai.

“Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan nggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai"

"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG,” ujarnya.

Load More