Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 29 Maret 2022 | 08:16 WIB
Kicauan Musni Umar soal reshuffle kabinet. (Twitter/@musniumar)

SuaraBogor.id - Musni Umar, Rektor Universitas Ibnu Chaldun saat ini tersandung kasus tuduhan gelar profesor palsu. Umar pada Senin (28/3/2022) diperiksa Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut.

Musni Umar dilaporkan ke polisi oleh Direktur Pascasarjana Institut Agama Kristen Tarutung Sumatera Utara berinisial YLH. Laporan tersebut diterima dan teregistrasi dengan Nomor: LP/B/409/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tanggal 24 Januari 2022.

Menurut Musni Umar, ia datang ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi tuduhan gelar profesor palsu tersebut.

"Tujuan saya dipanggil di sini untuk melakukan klarifikasi sehubungan pelapor menyampaikan laporan ke Polda bahwa saya adalah profesor gadungan," kata Musni mengutip dari Suara.com, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga: Tersandung Tuduhan Profesor Palsu, Rektor UIC Musni Umar Akui Gelarnya Tak Tercatat Di Keputusan Presiden Atau Menteri

Ditegaskan oleh Musni bahwa gelar profesor yang ia dapat berasal dari UIC dan Asia University, Malaysia. Lantas siapakah Musni Umar?

Musni Umar lahir di Kendari pada 12 Juni 1953. Musni yang cukup aktif di sosial media Twitter ini kerap memberikan kritik terkait kondisi sosial dan politik.

Musni Umar juga dikenal sebagai sosok yang kerap memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Musni juga sempat jadi sorotan karena tweetnya yang ditujukan kepada Jokowi pada 2019 lalu.

Saat itu Musni Capres Joko Widodo atau Jokowi sedang melakukan perang gaib agar tetap menjadi presiden dua periode.

Musni Umar juga menulis Jokowi memiliki pulung dalam Bahasa Jawa agar bisa kembali menjadi presiden.

Baca Juga: Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Kasus Profesor Gadungan

Musni kemudian meminta maaf dan mengklarifikasi atas tweetnya tersebut. Yang menarik, Musni juga dikenal sebagai penulis buku.

Ia sempat menulis buku berjudul Jokowi Satrio Peningit Indonesia pada 2014. Sebelum menulis buku itu, Musni juga sempat mengeluarkan karya lainnya di rentang waktu 2004 hingga 2013.

Pada 2004 ia menulis buku Islam dan Demokrasi di Indonesia kemenangan abangan & sekuler. Lalu pada 2011, ia menulis buku berjudul Soft power approach Indonesia-Malaysia.

Musni Umar pada 2013 kembali mengeluarkan buku berjudul Korupsi di era demokrasi.

Load More