Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 01 April 2022 | 12:20 WIB
Ilustrasi Hilal - Apa Itu Hilal? (Pixabay)

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin menyebutkan selama ini masalah perbedaan awal Ramadhan hanya dipandang dari sisi hukum atau aspek fikih saja. Sehingga apabila ditinjau dari aspek fikih masing-masing mazhab akan memperkuat dalilnya, maka yang terjadi semakin lama semakin jauh perbedaannya.

Sementara pemerintah yang berdasarkan kesepakatan MABIMS bersepakat menggunakan kriteria baru penentuan awal bulan hijriah yaitu tinggi minimal 3 derajat, elongasi jarak bulan matahari 6,4 derajat.

Sehingga dengan dua parameter ini elongasi yang menunjukkan bahwa hilal itu sangat tipis dan redup, kemudian tingginya masih kurang dari 3 derajat artinya cahaya safaknya masih cukup kuat. Sehingga ini tidak akan mungkin ada hasil rukyat, kalaupun ada yang melaporkan itu akan ditolak.

Dengan demikian, kata Thomas, bisa diperkirakan pada saat sidang isbat nanti itu akan memutuskan awal Ramadhan jatuh pada tanggal 3 April 2022. Perbedaan ini yang menjadi potensi perbedaan karena Muhammadiyah sudah mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada 2 April 2022.

Baca Juga: Penetapan Awal Ramadhan 1443 Hijriah Bisa Berbeda, 2 April atau 3 April 2022?

Jalan Tengah

Thomas meyakini kajian astronomi dapat menjadi jalan tengah dalam menyatukan perbedaan kriteria penentuan awal Ramadhan. BRIN mengusulkan kepada umat Islam satu metode dengan kriteria yang nantinya diharapkan menjadi titik temu, yaitu kriteria yang didasarkan pada kajian astronomi dengan data-data ilmiah.

"Ini menjadi kontribusi BRIN sebagai lembaga riset untuk memberikan solusi penyatuan umat dengan memberikan kriteria dan pemahaman apa sesungguhnya yang terjadi dalam pengamatan dan perhitungan hilal".

Pada 2010 lalu, Thomas mengusulkan ada kriteria baru untuk usulan penyatuan kriteria. Sejak saat itu ia mengusulkan dan memimpin pakar astronomi menghasilkan naskah akademik untuk usulan kriteria baru.

Baginya, astronomi dilibatkan untuk melihat sisi lain bahwa perbedaan itu bukan karena perbedaan hisab dan rukyat, bukan karena perbedaan pengamatan dan perhitungan tapi lebih pada perbedaan kriteria.

Baca Juga: Jalan Tengah Astronomi Solusi Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan

Kriteria ini dapat diperoleh dari kajian-kajian astronomi sehingga astronomi berperan untuk memberikan jalan tengah dalam memberikan solusi untuk penyatuan paham hisab dan paham rukyat, termasuk nanti akan menghasilkan satu sistem kalender yang mempersatukan umat. [ANTARA]

Load More