Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 13 April 2022 | 12:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. [Istimewa]

SuaraBogor.id - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berdebat dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Perdebatan ini terkait klaim big data yang menjadi rujukan wacana penundaan pemilu 2024.

Luhut menegaskan bahwa ia tidak merasa bahwa dirinya meminta Jokowi untuk menjabat tiga periode. Ia menyebut bahwa dirinya hanya mengatakan pemilu ditunda.

Saat mahasiswa meminta Luhut untuk membuka big data yang jadi landasan wacana pemilu ditunda, mantan Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus itu meminta para mahasiswa untuk belajar lagi soal perbedaan pendapat di iklim demokrasi.

"Dengerin, kan saya punya hak juga untuk tidak men-share sama kalian, tidak ada masalah kenapa harus ribut, kamu harus belajar berdemokrasi ke depan, bahwa kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional," ujarnya mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (13/4/2022).

Baca Juga: Big Data Penting untuk Kebijakan Publik, Masalahnya Antar Kementerian-Lembaga Terjadi Perbedaan Data

"Kita sepakat mungkin kita berbeda pendapat dalam demokrasi, tapi Bapak pejabat publik, perlu mempertanggungjawabkan big data ke kita semua," jawab salah seorang mahasiswa UI.

Luhut lalu dengan tegas mengatakan apa hak mahasiswa menuntutnya untuk membuka big data tersebut.

"Apa hak kewajiban saya mempertanggungjawabkan saya punya data," jawab Luhut.

"Dengerin kamu, Anak Muda, kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberitahu,"

Baca Juga: Luhut Tak Mau Buka Big Data, Berkata Punya Hak untuk Menolak, Publik: Takut Kebongkar Bohongnya

Load More