SuaraBogor.id - Rektor ITK atau Intitut Teknologi Kalimantan, Prof Budi Santosa belakangan menjadi sorotan publik lantaran menyidir perempuan berjilbab dengan sebutan penutup kepala ala manusia gurun.
Belakangan jejak digital lain tentang Prof Budi Santosa kembali terungkap. Ia pernah menyinggung keras soal ajaran bukan muhrim tidak boleh bersentuhan.
Rekam jejak digital Rektor ITK itu menyinggung keras ajaran bukan muhrim tidak boleh bersentuhan itu viral usai diunggah pengguna Twitter Nddaktahu, seperti dilihat Senin (2/5/2022).
“Isi tulisan lainnya malah syariat dituduh ajaran manusia ganas. Masuk penistaan ini sudah pak,” cuit netizen Nddaktahu.
Berdasarkan tangkapan layar jejak digital Prof Budi Santosa itu tampak pimpinan kampus Institut Teknologi Kalimantan itu menceritakan pengalamannya saat melihat dua mahasiswi masuk ke ruang dekan.
Ketika di ruang dekan tersebut, kedua mahasiswi itu pun diajak salaman oleh sang dekan yang merupakan rekan Budi Santosa.
“Mbok rasah kemayu nduk. Suatu hari dua mahasiswi masuk ke ruang dekan. Dekan, teman senior saya yang baik hati pun menyambut dengan hangat mengajak salaman kedua mahasiswanya itu,” ujar Prof Budi.
Menurut Budi Santosa, rekannya itu mengajak salaman kedua mahasiswi tersebut sebagai wujud apresiasi seorang dosen kepada anak didiknya.
“Sebagai wujud apresiasi seorang dosen kepada para anak didiknya,” tuturnya.
Salah satu mahasiswi, kata Budi, kemudian menyambut jabat tangan dekan itu dengan penuh hangat. Akan tetapi, menurut Budi, seorang mahasiswi lainnya malah menolak diajak salaman oleh rekannya itu.
“Satu menyambut dengan semangat dan hangat. Tapi sayang yang satu menolak diajak salaman. Ealah,” ungkapnya.
Budi pun mengatakan, rekan dekannya itu tentunya kaget dengan sikap sang mahasiswi yang menolak diajak salaman tersebut.
“Teman saya itu tentu kaget. Ajaran apa ini. Value darimana ini?,” kata Budi Santosa.
Ia pun berpendapat, pastinya sikap mahasiswi itu dilandasi oleh ajaran dimana lawan jenis yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan.
“Pasti pikiran tertuju pada ajaran tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim,” bebernya.
Sang Rektor ITK itu pun menilai, ajaran bukan muhrim tidak boleh bersentuhan itu merupakan ajaran manusia ganas lantaran menentang tata krama pergaulan universal.
“Hanya ajaran itu yang menentang tata krama pergaulan universal bersalaman sesama manusia. Hanya itu. Ajaran manusia ganaskah?,” ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
Komentar Ketua MUI Soal Rektor ITK Singgung Mahasiswi Menutup Kepala Ala Manusia Gurun: Harus Diberi Pelajaran
-
Klarifikasi Rektor Budi Santosa soal Postingan 'Penutup Kepala ala Manusia Gurun'
-
Rektor Dituding Rasis Gegara Unggahannya di Facebook, Kampus ITK Buka Suara
-
Rasis ke Wanita Berjilbab, Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko Didesak Dicopot
-
Polemik Tulisan, Kemendikbudristek akan Periksa Rektor ITK Budi Santosa
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
-
DTKS Resmi Berubah Jadi DTSEN, Ini Cara Update Desil Agar Tetap Terima KIP Kuliah
-
Jalan Terjal Jay Idzes ke Torino, Il Toro Alihkan Incaran ke Bek 1,97 M
-
Sri Mulyani Ungkap Kejanggalan Angka Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen yang Bikin Publik Melongo!
Terkini
-
Bau Busuk dari Sumur Ungkap Misteri Hilangnya Wanita di Ciseeng, Ditemukan Tewas Setelah 3 Hari
-
Belajar dari Kasus Artha Gading, Ini Modus Pencurian Wanita Hermes Wajib Diwaspadai Pemilik Toko
-
Bukan Pemain Baru! Pencuri Berlian di Artha Gading Ternyata Pernah Tertangkap di Bogor
-
Sembako Murah, Urus KTP dan Izin di Satu Tempat: Pemkab Bogor Gelar Pesta Rakyat Sebulan Penuh
-
Ribuan Korban Bencana di Bogor Masih Menanti, DPRD Desak Percepatan Pembangunan 1.600 Huntap di 2026