Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 29 Juni 2022 | 11:17 WIB
Presiden Jokowi menaiki Kereta Luar Biasa yang berangkat dari peron 4 Stasiun Przemysl Glowny di kota Przemysl, Polandia, menuju Kyiv, Ukraina pada Selasa (28/6/2022). [ANTARA/Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraBogor.id - Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin diajak untuk mendoakan dan mendukung Presiden Joko Widodo dalam mendamaikan dua negara yang tengah berkonflik, yaitu Ukraina dan Rusia.

Ajakan itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan, Rabu (29/6/2022).

"Saat ini Pak Jokowi tengah dalam perjalanan dari Polandia menuju Kiev, Ukraina, negara yang tengah berperang dengan Rusia. Ini bukan misi biasa, tapi misi besar, misi mulia, yaitu perdamaian dunia. Harus kita doakan dan dukung agar upaya ini berhasil,” kata Rahmat Hidayat Pulungan.

Upaya ini tidak mudah, tutur ia melanjutkan, oleh karena itu keberanian Presiden Jokowi patut mendapatkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ke Ukraina Tak Hanya Ingin Bertemu Zelensky, Presiden Jokowi Bawa Bantuan Kemanusiaan

Rahmat mengatakan bahwa saat ini, ekonomi dunia tengah terguncang. Akibatnya, banyak negara yang bangkrut hingga mengalami inflasi yang dalam.

Guncangan ekonomi tidak hanya menimpa negara berkembang, tetapi juga menimpa negara maju, baik Amerika Serikat hingga negara-negara di Eropa. Masalah ekonomi bukan hanya COVID-19, melainkan juga permasalahan yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan pasokan energi dunia terganggu.

“Ini bisa mengakibatkan ancaman kemiskinan dan kelaparan bagi miliaran penduduk dunia, utamanya di negara-negara berkembang," ucap Rahmat.

Oleh karena itu, misi yang saat ini diemban oleh Presiden Jokowi bukan hanya misi Indonesia, melainkan kehendak miliaran masyarakat dunia agar terhindar dari ancaman kelaparan dan kemiskinan.

Apa yang dilakukan Jokowi, tutur Rahmat melanjutkan, dalam mendamaikan dunia merupakan cita-cita luhur pendiri Indonesia saat kemerdekaan, dan tujuan politik luar negeri Indonesia.

Baca Juga: Amerika Seret China dalam Perang Ukraina, Tuduh Dukung Militer Rusia

"Perang itu melelahkan, menghancurkan semua yang sudah dibangun dan membuat masa depan semakin suram dan berat untuk kita jalani," imbuh Rahmat. [Antara]

Load More