SuaraBogor.id - Belakangan ini modus perdukunan banyak diperbincangkan berbagai pihak, usai dibongkar Pesulap Merah.
Kekinian Pendakwah Buya Yahya kembali mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati terhadap dukun dan praktik-praktik sesat yang dilakukannya.
“Intinya dukun namanya bisa berubah-rubah, bisa kadang disebut orang pintar. Nah ini di negeri kita ini memang hebat, dukun digelari orang pintar,” kata Buya Yahya, mengutip dari DepokToday -jaringan Suara.com, Selasa (9/8/2022).
Menurut Buya Yahya, paranormal atau dukun memang ada, bahkan tak jarang yang digelari ustaz, tapi ilmunya adalah perdukunan.
“Kita nggak penting dengan gelar namanya apa, jangan sampai hanya gelar dukunnya tidak ada lalu dia dianggap bener dan kita datang, ya nggak,” ujarnya.
Pemilik nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif menjelaskan, ilmu itu perdukunan adalah ilmu kahanah (sihir). Itu adalah ilmunya orang yang mengaku seolah dia tahu tentang hal-hal gaib. Biasanya, orang semacam ini diajak ngomong akan ngelantur.
“Yang mengetahui gaib ini bisa saja karena memang yang pertama dia urusannya dengan setan dan jin atau memang dia pengabdi setan dan jin sehingga komunikasinya dengan syaiton,” ujarnya.
Lebih detail pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon itu mengungkapkan, biasanya seorang dukun akan melakukan ritual-ritual sesat dan menyesatkan karena bersekutu dengan setan.
“Termasuk di antaranya, mengambil berita langit atau mencuri dari malaikat. Caranya wallahualam. Lalu dikabarkan satu bener, tapi 100 dusta yang dibawanya, artinya berbohong atas nama sebuah kebenaran yang disisipkan,” jelas Buya Yahya.
Baca Juga: Pesulap Merah Bongkar Trik Pawang Hujan, Mbak Rara Ingatkan Soal Karma
Karena itulah, Buya lagi-lagi mengingatkan agar jangan berurusan dengan orang semacam itu.
“Karena urusannya dengan dunia iblis, dunia setan. Jangan datang pada orang semacam itu ya,"
Jadi, lanjut Buya, ilmu perdukunan sudah banyak modelnya. Namun intinya, kalau sudah ada orang ngomong sok tahu tentang apa yang akan terjadi, maka orang tersebut berbahaya dan sebaiknya segera dihindari karena sesat dan menipu.
“Jangan datang padanya, ilmu perdukunan seram dan ancamannya berat sekali ini yang perdukunan,” tuturnya.
Buya kemudian memberi contoh bedanya seorang ustaz dengan dukun soal membaca tanda-tanda.
“Misalnya wah dia nangis mungkin anda punya masalah. Nah ini bedanya, kalau seorang ustaz dia jiwanya pendidik, beda dengan dukun. Kalau ustaz melihat tandanya karena ada basah di ujung mata orang tersebut, berarti baru nangis sehingga berkata, ya sabar enggak apa-apa. Iya gimana enggak tahu, kan matamu basah,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Pesulap Merah Bongkar Trik Pawang Hujan, Mbak Rara Ingatkan Soal Karma
-
Namanya Terseret saat Pesulap Merah Analisa Trik Pawang Hujan, Mbak Rara Sesumbar Bilang Cuma Gagal 10 Persen
-
Langgar Perjanjian, Gus Samsudin Kini Malah Bongkar Identitas Asli Pesulap Merah
-
Nettizen Kaget saat Melihat Kucing Mainannya Dipakai untuk Ritual Dukun, 'Saya Punya Kucing Begituan'
-
Astaga! Deddy Corbuzier Pernah Ancam Ceraikan Sabrina Chairunnisa Kalau Kegemukan
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Menko Airlangga: Tidak Ada Negara yang Bisa Tumbuh Konsisten di 5 Persen
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
Terkini
-
Korban Pencurian Syok, Uang Rp50 Juta Barang Bukti di Kejaksaan Tak Bisa Diambil
-
Bogor Kuatkan Pendidikan Karakter, Gerakan Seribu Kata Positif Masuk Sistem Pembelajaran
-
80 Tahun Kemerdekaan: Refleksi dan Proyeksi untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera
-
DPRD Kota Bogor Tuntaskan Pembahasan KUA-PPAS 2026 di Tingkat Komisi
-
Sosialisasikan Raperda Ekraf, DPRD Kota Bogor Dorong Kebangkitan Industri Kreatif